Semarang, Demokratis
Mengingat masih tingginya tingkat penularan Covid-19, mahasiswa peserta KKN Reguler DR 75 Kelompok 44 UIN Walisongo mengajak anak-anak untuk selalu menerapakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekitaran Masjid Al-Fattah Purwoyoso Ngaliyan, Semarang, Minggu (15/11).
Koordinator Kelompok KKN 44, Bayu Aji Saputra mengatakan, kegiatan sosialisasi ini sangat penting mengingat anak-anak sangat rentan terpapar Covid-19 karena mereka banyak melakukan aktivitas di luar maupun di dalam ruangan.
“Sosialisasi PHBS pada anak usia dini sangat penting karena anak usia dini sering melakukan aktivitas seperti bermain dan kemungkinan besar daerah tangan atau tubuhnya membawa virus. Oleh karena itu, sosialisasi dan pelatihan ini sangat penting agar mereka terbiasa untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan yang bertepatan dengan agenda bulanan santunan anak yatim piatu ini, mahasiswa KKN kelompok 44 juga memberikan pelatihan pembuatan hand sanitizer bagi anak-anak.
Ngasirin selaku penanggung jawab turut senang dan menyambut baik kegiatan sosial penerapan PHBS dan pelatihan hand sanitizer ini. “Harapan saya sosialisasi dan pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan kepada adik-adik agar selalu menjaga kesehatan menggunakan masker dan mencuci tangan,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu anak yang ikut mengikuti kegiatan ini mengaku sadar bahayanya penularan Covid-19. Sehingga anak-anak juga harus selalu menerapkan protokol kesehatan setiap melakukan aktivitasnya dan dengan menerapkan PHBS anak-anak juga bisa terhindar dari berbagai macam penyakit.
“Virus corona itu sangat bahaya. Kita harus menggunakan masker setiap saat dan mencuci tangan. Saya tadi lihat prakteknya kakak-kakak yang pakek air sama lada tadi, pada saat jari belum pakai sabun ladanya nempel tapi pas jariku dikasih sabun sama kakaknya ladanya menyebar. Saya bingung, kok bisa gitu ya? Tapi ternyata itu membuktikan kalau cuci tangan pakai sabun itu biar virusnya hilang,” kata Vallen.
Edukasi penggunaan masker dan cuci tangan serta penerapan hidup sehat terhadap anak-anak sangat penting sehingga perlu adanya pendampingan agar dapat terhindar dari paparan Covid-19.
Anak-anak yatim piatu juga sangat antusias mengikuti kegiatan sosial dan pelatihan pembuatan hand sanitizer hingga eksperimen pentingnya cuci tangan ini. Mereka juga diberikan hand sanitizer yang dibuat oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Kelompok 44. (Ngatiyem)