Jakarta, Demokratis
Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN) merasa kecewa dengan susunan calon kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Pasalnya, dari nama-namanya calon menteri yang telah dipanggil oleh Prabowo Subianto tidak ada satupun nama tokoh yang mewakili suku Dayak Kalimantan. Padahal Ibu Kota Negara (IKN) sudah berpindah ke Kalimantan dan perpindahan Ibu Kota Nusantara mendapat dukungan dan sokongan penuh dari seluruh masyarakat adat Dayak Kalimantan.
“Terus terang kami sangat prihatin karena suku Dayak Kalimantan tidak terwakili di kabinet Prabowo-Gibran,” kata Mikael Pai, S.Sos., MAP selaku Pimpinan Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) di kawasan Jakarta Barat, Kamis (18/10/2024).
Padahal, lanjut Mikael, Provinsi Kalimantan berkontribusi di bidang pajak karena menjadi salah satu wilayah utama penghasil pendapatan terbesar negara.
“Namun sayangnya kontribusi besar ini belum sejalan dengan keterwakilannya para putra-putri Dayak dalam posisi pemerintahan terutama tingkat nasional,” sesalnya.
Selain itu, sebut Mikael, pada Pemilu 2024 lalu masyarakat Kalimantan memberikan dukungan kuat dengan 60% lebih suara kepada pasangan Prabowo-Gibran.
“Dukungan ini seharusnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah khususnya Prabowo-Gibran untuk melihat potensi SDM putra-putri Dayak dan mengakomodir kedalam kabinet pemerintahan,” jelasnya.
Berikut poin-poin penting terkait sikap dari Majelis Adat Dayak Nasional:
- Pindah Ibu Kota Negara, Pindahnya Ibu Kota Negara ke Kalimantan merupakan momentum strategis untuk memperkuat peran Bangsa Dayak dalam pembangunan nasional. Sebagai tuan rumah Ibu Kota yang baru, masyarakat Dayak sangat berharap keterlibatan yang lebih signifikan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran periode 2024-229.
- Kontribusi Pajak, Kalimantan adalah salah satu wilayah utama penghasil pendapat terbesar negara nasional, namun, kontribusi besar ini belum sejalan dengan keterwakilan dari putra-putri Dayak dalam posisi pemerintahan, terutama di tingkat nasional.
- Potensi SDM, Bangsa Dayak memiliki banyak putra-putri terbaik dengan potensi, dedikasi, dan integritas yang tinggi. Mereka layak diberikan kesempatan untuk berkontribusi secara langsung dalam pembangunan bangsa melalui jabatan di Pemerintahan Pusat.
- Dukungan kuat, pada pemilu yang lalu, masyarakat Kalimantan memberikan dukungan kuat dengan memberikan 60% lebih suara kepada pasangan Prabowo-Gibran. Dukungan ini seharusnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam memberikan keterwakilan bagi pura-putri Dayak.
- Keadilan, sejak kemerdekaan Indonesia, belum pernah ada putra Dayak yang diangkat menjadi menteri.
Kami menilai hal ini sebagai bentuk ketidakadilan yang harus diperbaiki, mengingat banyaknya tokoh Dayak yang kompeten dan berpengalaman.
Di kesempatan itu, Majelis Adat Dayak Nasional mengajukan nama para tokoh Dayak untuk mengisi jabatan menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran periode 2024-2029:
* Dr. Drs. Marthin Billa, MM
* Dr. H. Rahmat Nasution Hamka, SH., M. Si,
* DR. H. Syaharie Jaang, SH, M.Si, MH
* Tamunan Kiting, SE., MM CPM., CTMR (R).
(Reny)