Ketiga, makna sungkeman sebagai ritual penyadaran diri atau introspeksi jiwa-jiwa anak muda yang seringkali lupa bagaimana memperlakukan orang yang lebih tua dengan baik.
Sehingga tradisi sungkem lebaran dapat dimaknai sebagai sarana dalam membangun dan memperbaiki hubungan baik antara orang yang lebih tua dengan orang yang lebih muda.
Prosesi sungkeman menjadi bagian dari akulturasi budaya Jawa dan Islam sama seperti halnya budaya mudik dalam perayaan Lebaran.
Para ulama di Jawa saat itu mampu secara arif memadukan kedua budaya tersebut untuk menciptakan kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.
Tradisi sungkem Lebaran dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan. Sungkeman juga diharapkan dapat memantik budaya saling memaafkan dengan harapan dosa-dosa dan kesalahan antar sesama manusia dapat terhapus dan berguguran.