Senin, November 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mansukhnya Teori Pendidikan Sebagai Proses

Oleh DR Mas ud HMN *)

Mansukh adalah hukum yang dibatalkan oleh hukum yang belakangan waktu berlalu musim berubah adalah prasa yang senantiasa relevan dipikirkan. Ada yang mansukh tidak berlaku lagi  lantaran sudah berganti dengan yang baru, tidak terkecuali pendidikan. Komsep pendidikan  by process dimansukhkan oleh konsep pendidikan sebagai tujuan.

Hal terkait ini disampaikan oleh Presiden Jokowi pada pidato pelantikannya menjadi Presiden era 2019-2024. Pendidikan kita tidak hanya pada proses, tapi pada hasilnya. Secara logiknya, pendidikan sebagai proses ditinggalkan berganti dengan pendidikan untuk tujuan. Ada yang mansukh di situ yaitu proses dirubah dengan hasil.

Esensi pokok apa hasil, sementara proses dilupakan begitu saja. Pendidikan dengan posisinya sebagai proses adalah masa lalu. Pendidikan masa depan yang dijadikan tolak ukur adalah unsur  hasilnya.

Tetapi dengan memasalalukan konsep proses seperti di atas, akankah membawa kesuksesan sebagaimana dicita-citakan Presiden kita? Atau akan membawa kegagalan masa depan bangsa kita. Harapannya, tentu harus sukses. Harapan sukses tersebut menarik untuk kita ulas lebih lanjut dengan mempertimbangkan teori lain yang relevan.

Pendidikan sebagai proses menurut Combs, sebuah teori popular tahun 80-an di negara kita, menjadi unsur utama. Persoalan hasil adalah masalah nomor dua, bahkan tidak dipedulikan.

Akan tetapi Kleis (1974) megajukan pula teori empirik sebagai model yang melihat pendidikan  uraian pengalaman belajar secara individual atau orang lain.

Adapun pendidikan bersumber pada ajaran Islam memberi pedoman pendidikan yang cukup terkenal yaitu teori Irfani. Intinya adalah pendidikan kalbu mentakwakan.

Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2013 mengadopsi pendidikan Irfani dan Burhani tersebut dengan menselaraskannya dengan konsep taqwa dan teknologi.

Burhani lebih kepada legalis fiqih, yakni partisipatif indigenous philosophy. Yang pada dasarnya yang dicerminkan adalah iman dan taqwa dari perilaku manusia. Dengan memberi dominasi kepada unsur iman berbasis kalbu yang peduli kepada Khalik penciptanya. Yang bisa disimpulkan satu, bahwa pendidikan berazaskan langit.

Dari diskursus inilah dirumuskan pendidikan dengan tujuan mencapai kemampuan ilmu dan pengetahuan berselaras dengan taqwa, atau yang dikenal dengan sebutan Iman dan Taqwa (IMTAQ).

Masalah pendidilam berbasis hasil harus tidak dipahami secara parsial. Memasalalukan konsep pendidikan by process harus tetap menjadi bagian pendidikan by success alias pendidikan hasil. Tiada hasil tanpa proses. Hasil dengan tanpa proses bisa seperti bim salabim. Asal dapat asal, adalah kekeliruan.

*) DR Mas ud HMN adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiya Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Jakarta, 24 November 2019

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles