Beranda Opini Manusia dan Fungsi Kemanusiaan

Manusia dan Fungsi Kemanusiaan

0
Manusia dan Fungsi Kemanusiaan

Merosotkah fungsi kemusiaan karenanya kita perosoalkan. Apa indikasinya. Bagaimana kaitan hal itu?

Menghubungkan manusia mencapai fungsi kualitas tinggi pada manusia perlu kriteria. Terpenuhinya kriteria, maka hebatlah mansuia. Begitulah Buya Hamka menulis dalam bukunya berjudul Manusia Hebat terbitan Gema Insani Bandung 1998.

Buya meneruskan ungkapan yaitu, kalau hanya sekadar hidup, binatang juga hidup. Apa bedanya antara keduanya. Pertanyaan tersebut hendak coba dijawab melalui artikel ini, yaitu mengkaitkan manusia dan fungsi kemanusiaan.

Temuan jawabannya bertujuan untuk harus ada kriteria menetapkan harus manusia tidak sama dengan mahluk lain, yaitu berkemanusiaan. Tak sama yang sawah mana yang pematang, kata pepatah. Karena ada lainnya sawah dan lain pematang.

Lantaran hal itu, timbullah manusia yang hilang kemanusiaannya, yang menyebabkan kacau masyarakat. Rancu karena hilangnya kriteria yang membedakan.

Mengambil rujukan manunsia dan kemanusiaan menurut Saidina Ali bin Abi Thalib, manusia itu mempunyai empat fungsi, yaitu fisik, ego, akal dan jiwa. Semuanya harus berfungsi sebagaimana mestinya (Majalah Suara Muhamamadiyah, 14 April 2023).

Tiap unsur itu harus bersih dari najis yang bisa mengotorinya. Tidak salah kalau dikatakan hal itu sama dengan manusia tanpa kemanusiaan. Manusia yang hilang kebersihan dan fungsi manusianya.

Pertama memfungsikan fisik, badan harus dibersihkan dengan air lewat mandi. Fisik yang kotor harus bersih.

Kedua ego (perasaan) harus dibersihkan dengan air mata. Dengan perasaan sedih menyesali tabiat dan prilaku. Untuk menjadi berfungsi bagi membersihkan ego (perasaan).

Ketiga, akal harus dibersihkan dengan ilmu. Berpikir dalam memfungsikan akal yang sehat. Menjadikan akal makrifat. Baik dan berguna sebagaimana mestinya.

Keempat, jiwa dibersihkan dengan rasa cinta. Harus difungsikan dengan prilaku sungguh-sungguh. Maka fungsi keempat terwujud sebagaimana akal sehat.

Demikian petuah Saidin Ali Bin Abithalib. Seorang sahabat nabi yang terkenal ilmunya. Karena itu, ia diberi predikat Babul Ilm atau pintu ilmu.

Hal itu kita ambil tujuanya agar maksud fungsi kemanusiaan itu terjelma sebagaimana adanya untuk mencapai kualitas yang diharapkan.

Abdul Mukti Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah berpandangan manusia hilang kualitasnya karena hilang kemusiaannya. Padahal bencana Covid-19 yang menimpa, memerlukan kerjasama antar sesama. “Humanisme yaitu gotong royong sebagai bentuk kemanusiaan telah mati,” kata Mukti dalam tulisannya di harian Republika tanggal 16 April 2023.

Mukti terus terang menyatakan bahwa dengan kerjasamalah kita akan bisa. Berat sana dipikul dan ringan sama dijinjing. Agar kita mengatasi problema bersama.

Dengan paparan di atas, kita coba ambil kesimpulan yaitu berkurang atau hilangnya kerjasana kemausiaan berbahaya bagi masa depan. Oleh karena itu, haruslah manusia berfungsi melaksanakan kemanusian. Seperti mefungsikan unsur pokok manusia menjalan fungsionalisasi fisik, ego, akal dan jiwa.

Akhirnya marilah kita berusaha membersihkan fungsi kita dari faktor yang mengurang dan menghilangkan fungsi esensi manusia yang ada pada kita. Dengan fisik yang rapi, ego yang terkendali, akal yang dipandu oleh ilmu serta jiwa yang dengan pancaran cinta menjadi insan berkualitas, ilmu makrifatullah. Semoga!

Jakarta, 10 Juni 2023

*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini