Jakarta, Demokratis
Kondisi pemerataan ekonomi tak sejalan dengan jeritan orang miskin yang kesulitan mencari makan pada masa pandemi atau masa PPKM Darurat.
Dari sumber data Biro Pusat Statistik (BPS) bahwa sejak September 2020 penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang atau meningkat 1,12 juta.
Pertanda tugas pemerintah di sini sangat berat. Sebab, kesenjangan sosial yang sangat dalam ini dikhawatirkan akan membuat letusan.
Dampaknya, dapat berakibat pada tidak stabilnya pemerintahan. Hal ini harus dipikirkan dan diantisipasi secara cepat untuk menjaga stabilitas keamanan negara.
Ini dikatakan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Jakarta, Rabu (14/7/2021).
Untuk itu, LaNyalla meminta pemerintah mengajak para orang kaya untuk memberikan sumbangsih secara material untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi warga miskin.
“Dan yang paling penting adalah untuk menekan potensi munculnya permasalahan lain yang dapat melebar ke masalah sosial lainnya,” jelasnya.
LaNyalla juga mengajak kepada para orang kaya untuk membuka kepekaan sosial. Karena, saat ini pemerintah dalam kesulitan.
“Inilah saatnya peran serta sebagian kelompok yang mampu memberikan pertolongan dan dukungan pada sebagian saudara yang lain yang berkesusahan untuk menutupi kebutuhan pokok di tengah pandemi,” katanya.
LaNyalla merujuk pada 3 data yang dikeluarkan Majalah Forbes, Credit Suisse dan Financial Times.
Disebutkan bahwa jumlah orang kaya di berbagai negara, termasuk Indonesia, mengalami peningkatan.
“Majalah Forbes, juga Credit Suisse dan Financial Times menyebut jika jumlah orang Indonesia yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta US Dollar, atau jika dikonversikan menjadi Rp 14,49 miliar, sekitar 172.000 orang atau bertambah sebanyak 62,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya year on year/yoy,” katanya.
Sementara jumlah orang Indonesia yang sangat kaya, dengan kekayaan lebih dari 100 juta Dollar AS di tahun 2020, mencapai 417 orang atau naik 22,29 persen dari tahun sebelumnya.
Jumlah kekayaan tersebut melonjak signifikan selama pandemi Covid-19 hingga mencapai lebih dari 50 persen, seperti bos Djarum Budi Hartono dan Michael Hartono, Prajogo Pangestu, Sri Prakash Lohia, Chairul Tanjung, dan lainnya. (Erwin Kurai Bogori)