Jumat, September 20, 2024

Media Radar Indramayu Bekingi Pembangunan Breakwater Dadap

Indramayu, Demokratis

Media Radar Indramayu dengan berbagai elemen lainnya sedang jadi sorotan karena diduga telah turut membekingi pembangunan breakwater di Pantai Desa Dadap, Kecamatan Juntiyuat, Indramayu, Jawa Barat.

Di lokasi proyek, awak media mencoba menghubungi Firman dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) lewat aplikasi WhatsApp, dan berhasil mendapatkan keterangan bahwasanya ketika hendak konfirmasi standar operasional prosedurnya harus bersurat dan bahkan dirinya mengatakan kepada awak media bahwasanya proyek pekerjaan breakwater Desa Dadap sudah di-backup oleh salah satu media lokal yaitu media Radar Indramayu.  “Paket pekerjaan ini sudah di-backup Radar Indramayu,” jawab Firman singkat.

Proyek pembangunan breakwater (penahan ombak) di pantai laut Desa Dadap Juntinyuat itu bernilai 74 miliar. Dalam perjalanan kegiatannya, telah menuai banyak polemik. Hal itu ditengarai terlihat dengan kasat mata kualitas dari beton kubus breakwater yang terkesan asal-asalan dan diduga terjadi indikasi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) karena tidak sesuai dengan spesifikasinya.

Terlihat pula bahwa di lokasi kegiatan pengerjaan proyek breakwater Desa Dadap tersebut, fisik dan material dari kubus beton yang baru diangkut dari tempat produksi PT. Taruna Beton, diduga kurang padat dan atau terdapat lubang rongga di beberapa bagian sisinya, sehingga terlihat sangat jelas material campuran batunya yang tidak tertutup rapi oleh semen betonnya.

Hasil konfirmasi media ke manajemen PT. Taruna Beton, terkait kualitas kubus beton yang diproduksi tampak secara manual Lukman pada Kamis (11/8/2022) di kantornya mengatakan bahwa dirinya sudah diarahkan untuk tidak memberikan keterangan tersebut kepada awak media.

“Kita udah sepakat dan diarahkan, bahwasanya ketika ada awak media atau ormas yang hendak konfirmasi, biar pihak BBWS aja yang memberikan keterangan. Kemarin juga banyak awak media yang datang ke sini, dan kami diarahkan ke BBWS semua lewat pak Firman,” ujar Lukman. “Yang jelas kami dapat Purchase Order (PO) dari PT. Waskita Jaya Purnama-PT. Bina Cipta Utama KSO untuk memproduksi kubus betonnya,” tambahnya.

Di lokasi proyek pengerjaan breakwater Desa Dadap saat media berusaha mencari penanggung jawab lapangannya, terlihat tidak adanya Direksi Kit atau kantor sementara (bedeng kerja) dari perusahaan ataupun pelaksana pekerjaan. Awak media hanya ditemui oleh oknum bernama Suhendi yang mengaku ditugaskan oleh Komando Rayon Militer (Koramil) dan diperintahkan langsung oleh Badan Intelijen Negara (BIN) sebagai keamanan. Bahkan yang lebih mengejutkan publik, media diarahkan olehnya untuk menemui Kuwu (Kades) Juntinyuat. “Luar biasa, negara politik jatah premannya,” ujar Ian W Douglas dalam bukunya. (S Tarigan/mjdb)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles