Jakarta, Demokratis
Ketua MPR Bambang Soesatyo telah mengirimkan undangan pelantikan Presiden Joko Widodo kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati, yang diantar bersama-sama dengan pimpinan MPR lainnya.
Undangan tersebut adalah yang diserahkan untuk yang pertama kalinya. Yang diantar pada malam Jumat tepatnya pada hari Kamis sore tanggal 10 Oktober 2019 lalu.
Pertemuan sendiri berlangsung lancer-lancar saja hingga petang hari, dengan tiada suatu gangguan apapun yang bersifat mistis pada saat disampaikan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati di kediaman pribadinya di Jalan Tengku Umar 27 A, Menteng, Jakarta Pusat.
Esoknya seusai Shalat Jumat, pada pukul 19.00 sampai pukul 21.00 Wib, MPR kembali menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Soebianto di Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan yang di depan rumahnya berdiri tumbuh pohon beringin yang cukup tinggi.
Kedatangan pimpinan MPR dimaksudkan dalam rangka mengantarkan undangan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin yang terpilih pada pemilihan Presiden tanggal 17 April 2019.
Prabowo Soebianto tampil tidak didampingi Sandiaga Uno. Prabowo adalah rival Jokowi saat Pilpres lalu dengan masa kampanye Pilpres terlama selama 6 bulan tanpa henti.
Secara norma pelantikan nanti akan digelar di Gedung MPR di hadapan Sidang Paripurna MPR dengan agenda tunggal : Pengucapan Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden, yang dituntun oleh Ketua Mahkamah Agung pada tanggal 20 Oktober 2019 yang akan datang.
Awalnya jadwal pelantikan Presiden semula akan dilakukan pukul 10.00 Wib di pagi hari. Oleh pimpinan MPR kemudian dirubah jadi pukul 14.00 Wib siang hari, pada hari yang sama yakni hari Minggu.
Undangan pelantikan Presiden juga dikirimkan juga kepada anggota DPD dan DPR, mantan Presiden dan Wakil Presiden, anggota Kabinet Kerja Jilid I, dan Duta Besar negara sahabat dan tokoh-tokoh lainnya.
Seminggu menjelang pelantikan di Gedung MPR yang berada di Jalan Gatot Subroto Jakarta. Mulai tampak dijaga ketat oleh aparat gabungan dari TNI dan Polri. Termasuk disterilkannya sejumlah wilayah di sekitar gedung parlemen.
Termasuk di wilayah Bogor tempat kediaman Presiden Joko Widodo, yang berbatasan dengan Jakarta. Para aparat keamanan telah mulai berjaga-jaga di pintu masuk tol menuju ke Jakarta. Sementara di sekitar gedung DPR telah bertebaran spanduk ucapan dalam bentuk berbagai rupa dalam menyambut pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin.
Suhu politik di MPR sendiri menjelang pelantikan tidak seheboh dengan yang terjadi di luar gedung MPR, mulai dari munculnya kembali agenda demo mahasiswa, sampai kejadian penusukan mantan Panglima TNI Jenderal Wiranto yang kini menjabat Menkopolkam dalam Kabinet Jokowi.
Hampir dapat dipastikan pelantikan Presiden Jokowi akan berjalan mulus alias tinggal ketuk palu saja oleh Ketua MPR. Faktornya adalah karena sebab peta politik di internal MPR bahwa semua partai politik di MPR masing-masing telah sudah dapat jatah 1 kursi dari 9 pimpinan MPR, yang baru pertama kalinya sejak era reformasi.
Sebelumnya Prabowo Soebianto sempat tidak hadir pada saat pelantikan anggota MPR dan DPR pada tanggal 1 Oktober 2019 lalu.
Calon Presiden Prabowo Soebanto yang menjadi rival Jokowi. Saat ditemui pimpinan MPR sudah telah memastikan akan hadir saat pelantikan Presiden Joko Widodo.
“Saya wajib hadir. Pemilu sudah selesai dengan terpilihnya Presiden baru. Kita harus bersatu kembali. Saya percaya dengan pimpinan MPR. Yang penting jangan muncul oligarkhi,” kata Prabowo dengan tanpa menjelaskan kata bersayap yang terakhir itu.
Dalam riwayat pemilihan Presiden oleh MPR, Brigjen Ibrahim Saleh yang saat itu menjadi anggota Fraksi ABRI. Sampai sekarang tercatat sebagai anggota MPR yang pertama kali yang interupsi saat akan berlangsung pemilihan wakil Presiden di era orde baru, karena menolak pencalonan Wakil Presiden Soedharmono yang kemudian jadi Wapres Presiden terpilih Suharto. Ibrahim Saleh kemudian diganti di tengah jalan atau di PAW, yang menghabiskan masa tuanya di Bogor. (Erwin Kurai)