Sudah di ambang pintunya seratus tahun Indonesia, makin perlu kerja keras mengisi waktu yang ada. Sebab, pada usia seratus tahun itu kita berada dalam target tahun emas Indonesia. Dalam waktu tersisa semoga kondisinya tercapai sebagaimana diharapkan.
Memang menjelang Indonesia emas pada tahun 2045 haruslah diiringi kekuatan bangsa yang besar. Sebab, Indonesia emas itu adalah bangsa yang menampakkan kemampuan yang unggul. Setidaknya dari ada kelebihan dari masa lalu.
Hal itu diniscayakan oleh pembangunan. Pertumbuhan atau peningkatan pada pelbagai bidang. Mulai dari fisik maupun non fisik bangsa itu.
Antara lain yang dapat dilihat berupa infrastruktur, gedung-gedung dan sarana umum, rumah sakit, gedung sekolah atau rumah ibadat.
Kalau mengikuti ajaran agama kekuatan manusia ada setidaknya dua faktor. Yaitu maal atau harta dan yang kedua adalah ilmu. Dua duanya harus terbangun dengan seimbang.
Ini sejalan dengan kategori maju dan negara tidak atau belum negara maju. Negara maju adalah terlihat dari ekonomi dengan kreteria pendapatan per kapita. Bidang ilmu adalah produk riset penelitian dari perguruan tinggi yang diukur jumlah riset dengan perkembangan riset perguruan tinggi.
Jika negara maju kalau pendapatan per kapitanya di atas 700 US Dolar. Negara yang maju atau tinggi ekonomi rata-ratanya. Untuk ilmu pengetahuan adalah sejauh mana riset. Penemuan penelitian berupa ilmu pengetahuan dan bidang ilmu lainnya.
Contoh negara maju seperti Korea Selatan yang produk indusri hasil riset banyak. Begitu juga Jepang riset industri maju dan pendapatan per kapitanya lebih tinggi dari Korea Selatan.
Syukur Indonesia memang negara bukan miskin. Negara yang dalam kategorinya negara berkembang di atas negara miskin. Namun tidak negara maju.
Tantangan Indonesia masuk negara maju adalah tantangan ekonomi pendapatan dan produk industri riset. Dua faktor inilah yang harus digenjot agar masuk negara maju. Oleh karena itu faktor ini harus dibenahi.
Indonesia akan maju jika ekonomi berkembang dan maju dalam ilmu pengetahuan. Intinya maju dalam ekonomi dan ilmu pengetahuan. Sukses meniti ekonomi emas dan meraih kemajuan dam ilmu pengetahuan!
Jakarta, 3 Februari 2024
*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta