Jumat, September 20, 2024

Membangun Masyarakat Madani Dengan Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

انسَّلاَوُ عَهَيْكُىْ زََٔحْ تًَُ اللهِ بََٔسَكَاتُ الله امثس 3x الله امثس x 3 الله امثس x 3

لااان الا الله ألله اكبس الله اكبس لله انح دً . الله اكبس كبيسا أنح دً لله كثيسا سٔبحا الله بكسة أصيلا . لاان الا الله حٔد صدق عٔد صَٔسعبد أعصج دُ صْٔو

الاحصا ب حٔد اىح دَ لله اىرٙ جعو رإاىفطس ٝ ٝ فْع فٞ اى ؤَا تعد اٍ قا اٍ٘ ز ضٍا اٝ اَ اّ اٗحرساتا ىعي ٝرقُ٘ اش دٖ ا لا اى الاالله حٗد لا شسٝل ى اٗش دٖ ا

حٍ دَا عثد زٗس ى٘ اىرٛ لا ثّٜ تعد .ٓ

انه ىٓ صم سٔهى بٔازك عه رْان بُ انكسيى زس لٕ انعظيى عٔه ان صٔحب اج عًي .

عبادالله ا صٔيكى أيا بتق إلله فقد فاشان تًق .ٌٕ

الله امثس 3x الله امثس x 3 الله امثس x 3

Kaum muslimin dan muslimat, jama‟ahidh rahimakumullah.

Segenap puja dan puji marilah kita peruntukkan hanya kepada Allah SWT., Zat Yang Maha Agung lagi Mulia. Seluruh hidup dan kehidupan kita serta alam semesta berada dalam genggaman-Nya, Zat Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.

Salawat dalam salam kita mohonkan kepada Allah semoga disampaikan kepada arwah Nabi Besar Muhammad SAW., seorang manusia mulia pilihan Allah, yang telah mengorbankan segenap hidupnya untuk menegakkan kalimat لااى الاال di atas permukaan bumi yang bundar ini.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Mulia, dan kepada Allah tertuju segala puji dan syukur. Maha Besar Allah yang telah membentangkan bumi tempat kita hidup dan berkehidupan, tempat kita bermasyarakat dan berbangsa. Maha Besar Allah yang telah melengkungkan langit yang biru berhiasan bulan dan bintang yang gemerlapan. Maha Besar Allah yang telah menciptakan matahari yang bersinar, yang sinarnya penuh dan sarat dengan kebutuhan hidup bagi makhluk dan alam semesta.

 Hadirin wa lhadirat, hamba Allah yang mulia.

Pagi ini kita berada dalam hari besar, hari yang ditentukan Allah sebagai hari perayaan. Hari ketika kita kembali berbuka puasa setelah sebulan penuh, yaitu hari Idul Fithri. Kenikmatan yang tidak terhitung, kita dapat menjalankan ibadah shiyam, kita merasakan kebahagiaan pertama kebahagiaan mketika berbuka dan idul fitri, kedua kebahagiaan bertemu dengan Allah swt.

Hari ini adalah hari kita luapkan kesyukuran kita kepada Allah ta’ala atas segala nikmat dan anugerahnya kepada kita sekalian. Sehingga kita masih diberi kesempatan untuk merampungkan puasa ramadhan dalam situasi yang berat, bagi kita, keluarga dan masyarakat. Kita bersyukur kepada Allah, rabb semesta alam yang berkuasa menurunkan wabah dan Dia berkuasa pula mengangkatnya.

لِلصَّائِمِ فَ رْحَتَانِ فَ رْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَ رْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّوِ

“Bagi orang yang berpuasa, ada dua kebahagiaan yang dia rasakan kegembirannya. Pertama, kebahagiaan ketika berbuka puasa. Kedua, kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya.” .

Bagi hamba yang beriman, adalah hari yang fitri, hari yang penuh kemenangan. Hampir segenap kaum muslimin, dengan muka berseri-seri, senyum yang merekah, hati yang damai, menuju tempat-tempat pelaksanaan shalat „Idh, sambil mengucapkan kalimat takbir, tahlil dan tahmid. Mengagungkan dan memuja Allah, sebagai pertanda rasa syukur atas segala rahmat dan karunia-Nya.

Kita bersyukur, telah diberi kesempatan untuk menunaikan amal ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Dengan iman dan kesadaran, siang hari kita tahan lapar dan haus, berjuang mengendalikan gelora nafsu dan emosi, bertarung melawan godaan syaithan. Malamnya kita lakukan qiyamulail, melaksanakan shalat tarwih dan witir, tadarus serta berinfak. Suatu perjuangan yang amat berat, namun akan terasa nikmat bila dilakukan atas dasar iman dan niat yang tulus. Semua itu dijalankan sebagai bukti taat dan patuh kita kepada-Nya, untuk memperoleh derajat taqwa yang Allah janjikan.

Insya-Allah, sesuai dengan janji-Nya melalui sabda Rasulullah Saw., pada pagi ini kita semua adalah hamba-hamba yang memperoleh maghfirah, hamba yang suci, hamba yang memperoleh kemenangan dalam berjuang mengendalikan nafsu dan emosi. Kita bagaikan bayi-bayi yang baru lahir, suci, tanpa noda dan dosa.

Seperti bayi yang dilahirkan ibunya

Semenjak gurupnya Matahari kemaren sore, Ramadhan hilang sudah ditelan senja, muncullah Syawal yang membawa obor kemenangan. Sekeping hati yang mukmin sempat dirasuki rasa gundah gelana, lantaran berpisah dengan Ramadhan yang penuh berkah, entah berjumpa lagi tahun depan, entah tidak, karena datangnya ajal adalah misteri yang selalu berada dalam genggaman Allah, Rabbul ‘Alamin.

Namun bagi orang-orang yang telah mempuasakan Ramadhan dengan tulus dan ikhlas, kegundahan itu dilebur oleh rasa haru dan gembira dengan kedatangan hari kemenangan, hari kembali kepada kesucian. Sebahagian dari kegembiraan dan keharuan itu diwujudkan dengan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid. Alangkah lazatnya ucapan asma-asma Allah, kalimat suci lagi mulia, meresap dalam ke lubuk hati, memunculkan rasa damai dan tentram yang tiada tara. Terbukti sudah apa yang Allah janjikan, melalui firman-Nya :

– ) قَدْ أَفْهَحَ يَ تَصَكَّ .ٗ ذََٔكَسَ اسْىَ زَبِّ فَصَهَّ .ٗ)الاعه :ٗ 41 41

 Sungguh beruntung orang-orang yang telah membersihkan jiwanya, dan dia menyebut nama Tuhannya, lalu dia menegakkan shalat.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Kaum mulimin dan muslimat rahimakumullah.

Namun demikian, tidak semua orang dapat merasakan lezatnya bertakbir pagi ini. Karena ucapan takbir, tahmid dan tahlil tidak begitu mudah menyentuh setiap kalbu. Kenikmatan bertakbir tidak dapat dibeli dengan uang atau harta yang berlimpah, tidak juga dengan makanan dan juadah yang serba mewah, tidak pula dengan pakaian baru lagi trendy.

Ketahuilah, bahwa manisnya bertakbir pada hari yang fitri ini, amat bergantung kepada tingkat kesucian hati dan kedekatan dengan Allah, Zat Yang Maha Suci lagi Maha Agung. Tersangkut pada hubungan langsung antara makhluk dengan Khalik. Semua itu diwujudkan dengan ibadah yang ikhlas dan amal shaleh sebagai karya nyata untuk kemaslahatan bersama.

Artinya orang-orang munafik, fasik, yang pada hari ini hanya mengandalkan pakaian baru serta peralatan rumah tangga yang serba baru, bahkan mewah, tidak akan merasakan betapa nikmatnya hari kemenangan. Disebabkan mereka tidak memperoleh petunjuk dari Allah, sebagaimana firman-Nya : ) أَللهَُّ لَا يَ دِْٓ انْقَ وَْٕ انْفَاسِقِي .ٍَ )انصف :

Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasiq.”

 Segenap ibadah dan amal shaleh yang telah kita laksanakan satu bulan yang lalu, pada satu sisi merupakan suatu membiasakan diri agar mampu mengendalikan seluruh potensi yang Allah berikan. Sehingga setiap aktifitas fisik, fikiran dan hati selalu berada pada jalan yang Allah redhai.

Perlu dipahami bahwa bentuk perbuatan munkar yang berlangsung terjadi di zaman jahiliyah, seperti minuman keras, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan, perzinaan, perjudian sebagaimana muncul dalam kehidupan kita akhir-akhir ini, narkoba, korupsi, maling, rampok, perselingkuhan dan sebagainya, semuanya adalah akibat dari ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan diri ketika berupaya memenuhi berbagai kebutuhannya atau dalam menghadapi suatu masalah. Karena itu, maka Allah mengingatkatkan kita melalui bencana demi bencana, gempa bumi, angin putting beliung.

Secara nasional dan lokal kita diingatkan Allah melalui bencana-demi bencana dimaksud.

– Ketika badai mengamuk dan laut terasa ganas, para penumpang perahu dan kapal berseru “Yaa Allah”

– Ketika pengendara Unta dan kafilah tersesat di tengah padang pasir, mereka akan berteriak “Yaa Allah”.

– Ketika bumi digoyang gempa, banjir dan longsor kembali terjadi, kita semua merintih “Yaa Allah”.

Ketika angin puting beliung memporak porandakan rumah dan harta benda kita, lantas kita berucap “ Ya Allah”.

– Ketika terjadi kebakaran, menghanguskan rumah, harta benda yang dicintai, lantas kita berucap “Ya Allah”.

– Ketika terjadi banjir dan lonsor, orang yang kita cintai tertimbun, rumah dan harta tertimbun kita berucap “Ya Allah”.

– Ketika semua usaha berakhir dengan kegagalan, semua harapan hilang, lalu semua jalan tertutup, lantas kita berucap “Yaa Allah”.

– Kepada Allah naik semua kata-kata yang baik dan yang tulus, air mata orang yang tidak berdosa, dan rintihan para korban musibah. Tangan dan mata dipanjatkan kepada-Nya, di saat kesulitan dan ketidakmujuran. Lidah melantunkan rintihan do’a dan memanggil manggil nama-Nya. Hatipun mendapatkan kedamaian, jiwa memperoleh ketenangan, urat saraf menjadi rileks dan fikiran menjadi bangkit. Ini semua bisa dicapai ketika kita mengingat asma Allah SWT dengan sungguh-sunguh.

وَإِذَا مَسَّ الِْْنْسَانَ الضُّرُّ دَعَ انَا لِجَنْبِوِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَ لَمَّا

كَشَفْنَا عَنْوُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّوُ كَذَلِكَ زُيِّنَ

) لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَ عْمَلُونَ ) 41

Artinya : Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo`a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo`a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Yunus).

Syekh Ibnu Athaillah, seorang ulama sufi berkata ; “Allah mengetahui bahwa engkau tidak menerima nasihat yang hanya berupa kata-kata, karena itulah Allah memberikan kepadamu rasa pahitnya –berupa musibah, seperti pandemic covid19, untuk memudahkan kamu meninggalkan hal yang dilarang Allah.

Karena itu, ibadah dan amaliah pada bulan Ramadhan, diharapkan dapat membentuk jiwa yang suci. Jiwa karena telah memperoleh ampunan Allah, jiwa yang tegar dan penuh disiplin serta jiwa yang punya kepedulian terhadap kaum dhu’afa’. Di bulan ini kita diworshop selama sebulan penuh untuk mengendalikan diri tidak makan, minum dan melakukan hubungan suami istri, padahal itu semua sudah milik kita sendiri. Hal ini tentu setelah ramadhan membawa bekas dalam kehidupan kita selanjutnya. Kita merasakan bahwa hidup ini sesungguhnya adalah dalam aturan Allah. Kita memiliki rasa kepekaan terhadap nilai-nilai sosial yang akan melahirkan kecerdasan sosial; yang tidak mau mengzhalimi diri dan merugikan orang lain. Seperti tindakan korupsi yang marak terjadi di negara ini, pergaulan bebas. Na’uzibillahi min tzalik.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Kita bangsa Indonesia, marilah kita berpartisipasi sesuai dengan bidang dan profesi masing-masing.

الدنيا بستان تزينت بخمسة اشياء علم العلماء وعدل

الامراء و عبادة العباد و امانة التجار و نصيحة المحترفين

Artinya : “Dunia ini ibaratnya sebuah taman, yang dihiasi dengan lima hiasan kehidupan , yaitu Ilmunya ‘ulama, cendikiawan, adilnya para pemimpin, ibadahnya umat manusia sebagai hamba Allah, amanahnya para pedagang , dan disiplinnya para karyawan”. 

  1. Ilmunya Para Ulama dan Cendikiawan

Ulama dan cendikiawan mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk meneruskan ajaran Nabi Saw kepada umat manusia melalui tazkiyah, yaitu mensucikan akhlaq dan jiwa mereka dari syirik, riya, khianat, sombong, hasad, dan sebagainya, dan tazkiyah ini tidak akan sempurna tanpa adanya tarbiyah, yaitu pendidikan yang istimrariyah (berkelanjutan). Keduanya akan dapat tercapai dengan melalui ta’limul al-Qur’an dan as-Sunnah, dan ta’lim ini tidak akan sempurna tanpa adanya tashfiyah yaitu membersihkan islam dari ajaran yang mengotori islam. Kedua tugas berat tersebut diemban oleh ulama, cendikiawan yang kehadiran mereka sangat didambakan, untuk membimbing umat manusia ke jalan yang lurus sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah. Apalagi yang telah disepakati para ulama dan umarak, sehingga tidak membingungkan masyarakat. Seperti merasakan beribadah di bulan Ramadhan ini. 

  1. Adilnya Para Pemimpin.

Adilnya para pemimpin bukan membagi sama rata atau membagi sama banyak tetapi meletakkan sesuatu pada tempatnya. Setiap kita ini adalah pemimpin sebagaimana Rasulullah saw bersabda dalam haditsnya :

كهكى زاع كٔهكى يسؤل ع زعيت

Kamu sekalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian”.

Berdasarkan hadits diatas dapat difahami bahwa seorang pemimpin akan mengemban amanah yang sangat berat, karena itu harus mempunyai sifat-sifat yang terpuji seperti sidiq, amanah, tabligh, fathonah dan sifat-sifat lain seperti kemampuan, wawasan, kelapangan dalam mengatasi setiap persoalan yang muncul atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan istilah ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

Jika sifat-sifat tersebut dimilikinya, maka ia akan mampu berbuat adil ditengah-tengah masyarakat dan seorang pemimpin yang adil nanti di yaumil qiyamah akan mendapatkan naungan dan perlindungan dari Allah swt. dalam jajaran tujuh golongan yang akan mendapat naungan dan perlindungan dari-Nya.

Dari Abu Hurairah ra. Nabi bersabda yang artinya ” Allah swt akan memberikan naungan kepada tujuh jenis orang pada hari kiamat, dimana tidak ada naungan ketika itu kecuali naungan Allah :

  1. Imam ( pemimpin , kepala pemerintahan ) yang adil
  2. Pemuda yang terdidik/ terlatih sejak kecil beribadah kepada Allah.
  3. Seseorang yang hatinya tergantung di Masjid.
  4. Dua orang yang saling mengasihi karena Allah, mereka berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah.
  5. Seorang laki-laki yang dirayu untuk berbuat mesum oleh wanita bangsawan yang cantik, lantas ia menolak dengan berkata halus, aku takut kepada Allah .
  6. Seorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan tangan kanannya.
  7. Seorang yang mengingat Allah di waktu sunyi, lantas mengeluarkan air mata. (HR.Bukhari.367).
  1. Ibadahnya Umat Manusia..

Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan tujuan agar ia mau mengabdikan diri kepada Allah swt, hal ini disebutkan dalam al-qur’an surat adz-Dzariyat: 56 “Dan tidaklah Kami menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk menyembah-Ku

Peribadatan yang diperintahkan kepada manusia tidak dapat ditawar-tawar lagi dan ini merupakan keharusan yang mutlak adanya serta dilaksanakan dengan ikhlas. Allah swt. menyebutkan dalam berbagai surat dan ayat diantaranya :”Dan tidaklah mereka diperintah untuk menyembah Allah Swt melainkan dengan ikhlas” QS.al-Bayinah: 5)

  1. Amanahnya Para Pedagang.

Di dunia ini, bisnis atau perdagangan merupakan aktifitas perekonomian yang menunjukkan maju atau tidaknya ekonomi suatu bangsa, sebagai ukuran adalah penjualan omset perdagangannya. Seorang pedagang yang jujur, amanah dan siddiq telah Allah persiapkan baginya tempat yang mulia nanti di hari akhirat. Rasulullah saw bersabda : “Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya tempatnya beserta para syuhada dan orang-orang sholeh, namun manakala ia tidak jujur dalam takaran dan timbangan maupun harga, maka Allah menyediakan baginya ancaman yang keras bahwa ia akan dimasukkan kedalam neraka

Walaupun hadits ini untuk para pedagang tetapi kejujuran itu mencakup seluruh lini kehidupan manusia.

  1. Disiplinnya Para Karyawan.

Karyawan atau pegawai negerim adalah orang yang bekerja kepada orang lain atau badan /lembaga pemerintah atau swasta dengan menerima imbalan/upah/gaji/honor. Jika para karyawan atau pegawai tersebut bekerja dengan baik dan disiplin, melaksanakan peraturan yang berlaku, maka insya Allah negara kita akan menjadi negara yang maju, aman dan tenteram, semua masyarakat menginginkan negara kita, marilah kelima hiasan dunia itu kita penuhi .

ð Yang kebetulan sebagai ulama dan kaum cendekiawan, jadilah ulama dan cendekiawan yang menerangi dan memimpin umat dengan baik.

ð Yang kebetulan menjadi umara, jadilah umara yang dapat menegakkan keadilan diberbagai bidang.

ð Yang kebetulan jadi pedagang, jadilah pedagang yang amanah.

ð Yang kebetulan menjadi karyawan, jadilah karyawan yang taat pada peraturan. Dan karena kita semua sebagai hamba Allah Swt, maka jadilah hamba yang taat dalam beribadah kepada-Nya, amiin.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Kaum Mulimin dan Muslimat Rahimakumullah.

Semua yang kita harapkan tersebut, akan lebih mudah terwujud apabila kita semua, pemerintah, pemuka masyarakat dari seluruh unsur dan lapisan, baik secara formal maupun non formal, sampai kepada setiap orangtua di rumahtangga, memiliki kemauan kuat dan kerja keras, bekerjasama dan kompak memelihara nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua harus mempunyai jiwa pengorbanan dan komitmen yang kuat untuk memerangi setiap bentuk perbuatan munkar yang terjadi kehidupan dalam masyarakat.

Kita semua harus bersatu padu dalam memberantas segala bentuk penyakit masyarakat. Seperti judi, minum minuman keras, pergaulan bebas dan pornografi. Sebab semua itu adalah virus-virus yang akan menghancurkan tatanan moral dan akhlak serta ekonomi masyarakat kita.

Hal yang tidak kalah penting berkenaan dengan itu adalah, kita harus memberikan contoh tauladan yang baik, yang dimulai dari diri masing-masing. Suatu hal yang sia-sia, mengharapkan kehidupan masyarakat madani, apabila orangtua dan pemuka masyarakat masih melakukan perbuatan-perbuatan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai agama.

Oleh karena itu, khatib mengajak kaum muslimin dan muslimat, marilah kita semua menjaga, melestarikan dan tetap mengamalkan nilai-nilai Ramadhan yang tertanam dalam jiwa kita masing-masing, sebagai buah dari ibadah dan amal shaleh yang dilakukan pada yang lalu.

Insya-Allah, dengan selalu mengamalkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai pancasila serta nilai-nilai adat yang telah kita sepakati, Allah akan membantu kita dalam mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera. Sehingga masyarkat dan negeri kita menjadi negeri yang Baldhatun Thaibatun warabbul Ghafur, negeri yang makmur yang diredhai Allah Swt. Sebagaimana janji-Nya dalam surat al-A‟raf ayat 96 :

نََٔ أَ أَ مَْْ انْقُسَ ءَايَ إُُ أَتَّقَ إْ نَفَتَحْ اَُ عَهَيْ ىِْٓ بَسَكَاثٍ يِ انسَّ اًَءِ أَلَْْزْضِ نََٔكِ ) كَرَّبُ إ فَأَخَرْ اََ ىُْْ بِ اًَ كَا إَُ يَكْسِبُ )الازاف : 69

Artinya : Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi

Karena itu, Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Jika dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan, kaum Muslim ingin kembali pada fitrahnya, maka semestinya kembali kepada fitrah ini juga harus dipahami dengan kembali kepada hukum dan aturan-aturan Allah dalam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan kata lain, kembali kepada fitrah adalah kembali kepada syariah Allah, yaitu syariah Islam, untuk mengatur seluruh aspek kehidupan kita. Inilah fitrah manusia yang seutuhnya, dan inilah kunci kemenangan umat Islam dan terwujud negeri subur makmur, aman dan sentosa.

Terakhir, di hari yang bahagia ini, marilah kita sama-sama membuka hati, dengan jiwa lapang untuk saling memaafkan kekeliruan saudara-saudara kita. Diminta atau tidak diminta, memaafkan kesalahan orang jauh lebih bermanfaat bagi diri kita, dibanding dengan terus memelihara rasa dendam, sakit hati, fitnah, yang pada akhirnya semua penyakit hati tersebut akan merusak jiwa kita sendiri.

Ada dua hal yang harus dingat selalu, yaitu kesalahan kita kepada orang lain dan perbuatan baik orang kepada kita. Dan ada pula dua hal yang harus kita lupakan yaitu, perbuatan baik kita kepada orang lain, dan kesalahan orang kepada kita. Secara psikologis perbuatan memaafkan, terutama orang terdekat dalam hidup kita, justru akan mendatang perasaan yang tentram. Terutama bagi yang benar benar dengan tulus memaafkan kesalahan orang yang pernah merugikan atau melukai perasaannya.

الله اكبس X 3 لٔله انح

اً

اىي صو عيٚ حٍ دَ عٗيٚ اه حٍ دَ م اَ صيٞد عيٚ اتسإ ٞ عٗيٚ اه اتسإ ٞ تٗازك عيٚ حٍ دَ عٗيٚ اه حٍ دَ م اَتازمد عيٚ ا ز ٕٞ عٗيٚ اه اتسإ ٞ فىاىعا ى َٞ ا لّ ح َٞد جٍٞد.

اىي اغفس ىي سَي َٞ اٗ ى سَي اَخ اى ؤَ ٍْٞ اٗى ؤَ اٍْخ الا حٞاء اٗلا اٍ٘خ ا لّ س َٞع قس ٝة جٍٞة اىدع ا٘خ ٝٗاقاضٜ اىحاجاخ.

زت اْ ظي اَْ أ فّس اْ اٗ ى ذغفس ى اْ ذٗسح اَْ ى نْ اىخا سسٝ اىي

 Ya Allah, Maha Raja diraja, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, Engkau ambil kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di dalam genggaman-Mulah seluruh kebaikan. Karena Engkaulah Dzat yang Maha Kuasa atas segalanya.

Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami mengabdi, beribadah dan sujud. Kepada-Mulah kami berlari dan menuju. Kami mendambakan rahmat-Mu, dan takut akan adzab-Mu. Jauhkan kami dari musibah, gempa, banjir, lonsor, angin badai, kebakaran dan dari sesuatu ujian dan musibah yang tidak kuat kami memikulnya ya Allah.

Ya Allah, ya Tuhan kami. Engkau Maha Mengetahui kelemahan-kelemahan kami, terhadap, kekufuran kami, kelalaian kami, dan kesombongan kami. Untuk itu ampun kami ya Allah…ampuni setiap kelailai kami, ampuni setiap kesombongan kami.

Ya Allah, ya Tuhan kami, berikanlah kami kekuatan serta kemampuan untuk melangkah ke depan, dimana kami akan tersesat tanpa petunjukMu, kami akan merugi tanpa ridha dan tuntunanMu.

Ya Allah, ya Tuhan kami, curahilah kami dengan rahmat dan nikmatMu, sinarilah hati kami dengan cahayaMu. Berikanlah kami bimbingan untuk dapat berjalan dijalanMu. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau ridhai. Berilah kami kemampuan untuk mengikuti jalan yang lurus itu ya Allah.

Ya Allah, jadikanlah kami orang-oran yang Engkau karuniai dengan keimanan dan ketaqwaan yang kokoh kepadaMu, sehingga kami mampu melawan segala tantangan dan hambatan.

Ya Allah, hindarkanlah seluruh musibah dan bencana dari kami termasuk covid19 ini, kami tidak memiliki kekuatan untuk menolaknya kecuali dengan izin-Mu ya Allah.

زَتَّ اَْ آذِ اَْ فِٜ اىدُّ َّْٞا حَسَ حًَْ فَِٜٗ اٟخِسَجِ حَسَ حًَْ قَِٗ اَْ عَرَابَ اى اَّْزِ. زَتَّ اَْ ةَْٕ ىَ اَْ أَشْ اَٗجِ اَْ ذَُٗزَِّّٝاذِ اَْ قُسَّجَ أَعُْٞ اَٗجْعَيْ اَْ ىِيْ رََُّقِٞ إِ اٍَ اًٍ. سُثْحَا زَتِّلَ زَبِّ اىْعِصَّجِ عَ ا

َٝصِفُ ،َُْ٘ سَلاَ عَيَٚ اىْ سَُْسَيِْٞ اَٗىْحَ دَُْ لِلهَِّ زَبِّ اىْعَاىَ

Penulis adalah Guru Besar Hukum Islam Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/ Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles