Solo, Demokratis
Menurut pengamatan pengacara ternama, KP Henry Indraguna, SH, CLA, CIL, masyarakat Solo kini saatnya butuh perubahan yang sangat mendasar, karena dengan Jogya saja kalah jauh kemajuannya. Dengan demikian di Kota Bengawan ini dibutuhkan pemimpin yang pintar, inovatif dan kreatif.
“Saya telah menyiapkan Prolima (program lingkungan masyarakat dan BUMT (Badan Usaha Milik RT), untuk mengejar ketinggalan dengan kota-kota lainnya.” ujarnya di acara diskusi yang bertajuk ‘Mencari Penantang Gibran’ Kamis (12/12) disalah satu kantor Biro Redaksi media massa yang ada di kota Solo.
Kota Solo tidak akan bisa cepat berubah menjadi Kota Metropolitan yang berbudaya, kalau terus begini. Selain itu, calon pemimpin itu secara materi juga sudah harus mampu dan mapan dalam mencukupi kebutuhannya sendiri dan keluarganya. Karena kalau tidak! jelas calon pemimpin ini akan rentan korupsi, sehingga tujuannya menjabat hanya untuk memperkaya diri. “Paling tidak akan terus berfikir bagaimana caranya untuk mengembalikan modal waktu berkampanye, sehingga tak mampu berfikir tentang kemajuan warga dan kotanya,” tandasnya
Pemimpin di Kota Solo ini juga harus mampu berbisnis, tahu tentang hukum dan mengetahui betul tentang birokrasi, karena kota ini butuh di kelola dengan baik dan benar. Sehubungan dengan itu, Sebagai langkah meningkatkan kehidupan masyarakat setempat, HI akan menciptakan ekonomi kreatif yang membuat setiap KK (kepala keluarga) mampu mendirikan UKM yang kreatif pula. “Untuk menunjang hal program ini, kami akan memberikan bantuan untuk setiap RT, sebagai modal untuk menjalankan UKM kreatif tersebut,” tambahnya
Hal ini dengan tujuan, agar masyarakat tidak lagi hanya puas menjadi pekerja, namun harus mampu mandiri dan menjadi pengusaha yang sukses, maka dari itu HI juga menciptakan Prolima (program lingkungan mandiri). Pembicara lainnya, Sugeng Riyanto dari PKS mengatakan, bahwa pihaknya masih menunggu keputusan dari pusat, entah akan menjadi penantang Gibran Rakabuming Raka (putra sulung Jokowi) yang mencalonkan sebagai Walikota Solo, periode 2020 – 2024, diprediksi akan mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP. “Kita tinggal menunggu perubahan peta politik Kota Solo saja,” ujarnya
Sedangkan Umar Hasyim dari PAN, menilai peta politik di Solo ini tidak sehat, karena kursi PDIP di DPRD Solo mencapai 30 kursi, sedangkan partai lainnya hanya paling tinggi PKS lainnya kurang daripada itu. Sehingga pihaknya cukup sulit menyikapi hal ini, karena tokoh yang di usung sebagai penantang Gibran, juga tidak berani, sehingga Partai-patai selain PDIP juga ragu-ragu. Semantara itu Ardianto dari Partai Gerindra, justru sejak awal sudah mendukung Gibran, ketika pertama kali namanya mencuat di publik. “Bahakan jika misalnya nanti Gibran tidak mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP, maka kami yang pertama yang akan mengusungnya, tentu juga harus berkoalisi dengan partai lainnya,” tandasnya. (Albert S)