Jakarta, Demokratis
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengaku kaget dan bingung, kenapa penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhambat, di beberapa daerah. Salah satunya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menanggapi hal ini, Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji menyampaikan, dirinya sudah mengetahui hal tersebut. Pasalnya, koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang kurang.
“Saya nggak heran karena tidak ada komunikasi antara Kemendikbud dengan sekolah, pernah nggak Mendikbud datengin sekolah di NTT selama 10 bulan menjabat, ngga pernah, gimana bisa tahu,” ujar dia, Selasa (1/9).
Dia pun meminta agar Mas Menteri lebih sering mengunjungi daerah-daerah di 3T (tertinggal, terluar, terdepan). Dia mengibaratkan pemerintah saat ini bagaikan dokter yang langsung mendiagnosis penyakit pasien, padahal belum diperiksa.
“Ibaratnya kita mau kasih obat sama orang sakit, tapi dokternya ngga pernah meriksa. Apa susahnya koordinasi dengan mereka (Pemda),” ujarnya.
Apalagi di kondisi pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti ini, butuh koordinasi yang lebih erat dengan pelaku di lapangan. Jika tidak, penyakit ini akan terus berulang.
“Butuh suara-suara feedback, harusnya ini menjadi gerakan bersama, ini kan harus gotong-royong, mana gotong-royong ngomong aja, tapi pelaksanaannya enggak,” imbuhnya.
Sebelumnya, Nadiem mengatakan bahwa akan melakukan investigasi kenapa daerah NTT bisa telat pencairan dananya.
“Saya mungkin sangat menyesali yang terjadi di NTT, karena kami melakukan transfer dana BOS pertama kalinya langsung di sekolah untuk menghindari itu (keterlambatan), untuk menghindari harus pinjam orang tua. Jadi di banyak area tidak harus lagi meminjam dari orang tua, makanya saya bingung ceritanya di NTT masih tertunda,” ucap dia beberapa waktu lalu. (Red/Dem)