Kemunculan Ismail Sabri Yaakob sebagai PM Malaysia ke-9 diawali suasana politik Tanah Semenanjung Malaysia yang panas dingin. Yaitu soalan darurat pandemi Covid-19 di Malaysia ditambah soalan politik pertentangan Kerajaan pimpinan Barisan Nasional (BN) dengan UMNO, intinya berhadapan dengan Pakatan Harapan (PH) sebagai pembangkang dipimpin Anwar Ibrahim.
Begitulah. Semula PM Muhyiddin Yassin menobatkan pria asal Pahang berusia 61 tahun itu menjadi Deputy PM yang sebelumnya dikosongkan. Posisi penting ini cukup strategis dan hanya mungkin dijabat oleh figur mumpuni secara kemampuan dan punya dukungan politik serta berintegritas tinggi.
Malang tak dapat ditolak mujur dapat diraih, Ismail Sabri Yaakob dalam posisi Wakil Presiden UMNO memenuhi kreteria itu. Selain terkenal juga memiliki kedudukan andal di partai UMNO. Jadi, PM Muhyiddin Yassin tidak salah memintanya duduk dalam Kerajaan. Tujuannya mendukung program Kerajaan.
Tak diduga-duga, baru saja duduk menjabat sebagai Deputy PM, PM Muhyiddin Yassin nengundurkan diri lantaran tekanan politik pembangkang. Dia menjadi pengganti. Lalu kemudian resmi dilantik oleh Dipertuan Agong menjadi PM ke-9, dengan dukungan politik mayoritas tipis. Sama halnya dengan PM sebelumnya. Sebagai cabaran yang harus dihadapi.
Dapat dipahami Kedudukan PM yang dijalaninya dengan cabaran yang tidak ringan, dilaksanakan secara piawai. Ia sukses membangun Kerajaan berkompromi dengan pembangkang. Hal itu ditandai dengan Mutual of Understanding (MoU) 12 September 2021 yang membuat dukungan kokoh Kerajaan di Perlemen. Hal tak biasa inilah sukses besar yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah politik Malaysia.
Dalam perspektif hubungan dengan Indonesia punya relasi baik. Pernah berkunjung ke Indonesia (2018). Ke Indoneia Timur menjadi tamu Direktur Jenderal Otonomi Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Taufik Majid dan juga Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Desa Tertinggal (PDT) Syamsul Widodo pada masa jabatannya sebagai Deputy PM.
Meskipun jabatan sebagai Deputy PM Ismail Sabri Yaakob dapat bertemu dengan pejabat Kementerian penting. Membicarakan perlunya hubungan erat Indonesia dan Malaysia di berbagai bidang. Soal pandemi Covid-16 dan vaksin.
Ismail Sabri Yaakob dilahirkan 15 Januari 1960. Menikah dengan Datin Muhaini Zainal Abidin pada 1986. Dari pernikahn ini, ia memiliki seorang putra bernama Qaddafi Ismail. Sang putra dengan nama sapaan akrab Defi Sabri terkenal sebagai seorang penyanyi di Malaysia dan Indonesia. Defi Sabri juga menikah dengan seorang putri asal Indonesia.
Karir sang PM berawal sebagai pengacara, atau istilah Malaysia-nya peguam. Dilanjutkan anggota Perlemen dan pernah duduk berapa jabatan Menteri. Antara lain Menteri Pemuda, Menteri Perdagangan Domestik, Menteri Kemajuan Luar Banda dan Menteri Pertahanan. Sebelum diangkat jadi PM, ia menjabat Deputy Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan.
Akhirnya dalam kaitan hubungan bilateral dari sesama rumpun Melayu antara Indonesia dan Malaysia kita berharap kerjasama semakin erat. Adanya yang terbaik bagi Indonesia dan terbaik bagi Malaysia. Semoga.
Jakarta, 17 September 2021
*) Penulis adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com