Topik isu miring terdengar apa lagi dihubungkan dengan ketahanan nasional bangsa. Bukankah kita merlukan bangsa yang kuat? Karena memerlukan kesatuan. Tanpa persatuan kita lemah.
Isu atau berita tidak harmonis antara Kasad Jenderal Dudung Abdurahman dengan Jenderal Andika Perkasa Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) mengemuka di laman internet. Isu tidak harmonis tersebut mengejutkan dan menarik perhataian. Ada apa yang terjadi dengan dua petinggi militer ini.
Seperti dilansir oleh Effendi Simbolon anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia pada 5 September 2022 yang dimasukkan dalam Google. Menyatakan hal kurang harmonis antara Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) bahwa Andi Perkasa dengan Kasad Jenderal Dudung Abdurahaman.
Faktanya tersebut Kasad tidak hadir di perlemen bersama-samanya. Hanya Panglima Angkatan Udara dan Panglima Angkatan Laut yang hadir. Sedangkan Panglima Angkatan Darat dihadiri oleh wakilnya saja.
“Alasan tidak hadir karena anaknya seleksi masuk akademi militer (akmil), apa ini benar?“ ujar Effendi Simbolon.
Seperti diketahui sudah beberapa kali memang Jenderal Dudung Kasad TNI AD tidak hadir dalam undangan DPR dengan berbagai alasan. Sehingga menimbulkan persoalan dan tanda tanya.
Ada kesan bahwa apabila Andika Perkasa hadir maka Dudung Abdurahman tidak akan hadir. Padahal Adika Perkasa adalah Panglima Angkatan Bersenjata dan Dudung Abdurahman adalah Kepala Staf Angkatan Darat. Dan seyogyannya harus bergadengan tangan dan kompak.
Menteri Pertahanan (Memhan) tidak ada di rapat di komisi yang dipimpin oleh Ketuanya Meutya Hafid. Tettap ia rapat bersama Menteri lain yaitu Sandiaga Uno Menteri Pariwisata dan Menteri Luhut Menteri Investasi dan Maritim, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Mahfud MD dan lain-lain.
Yang jelas hanya kali ini saja beliau itu absen di rapat pertemuan dengan perlemen.
Terlepas dari persoalan tidak harmonis itu kita semua sependapat bahwa kurang harmonis dua pejabat tersebut tidaklah baik. Sekarang mari kita memfokuskan misalnya persoalan di Papua.
Kita berpendapat bahwa persoalan keamanan di Povinsi Papua perlu memperoleh perhatian kita semua. Persoalan pemberontakan rakyat ingin lepas dari Indonesia Negara Kesatuan Rebublik Indonesia (NKRI) mereka mendapat bantuan dari luar.
Lain dari soal kedua figur tertinggi militer terebut yang terdengar seperti ada isu bahwa Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun bulan Desember 2022 yang akan datang.
Yang jelas kita harus berusaha mengharmoniskan hubungan antara sesama kita. Termasuk para petinggi negara yang penting tersebut. Mari kita berpegang teguh pada uangkapan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
Itulah harapan kita semua. Bila tidak kita menjadi negara besar tapi lemah. Karena tidak bersatu dan harmonis. Nauu zaubillah minzaliik.
Jakarta, 5 September 2022
*) Masud HMN adalah dosen Universitas Muhmmadiyah Prof Dr Hamka (UHANKA) Jakarta.e-mail: masud.riau@gmail.com