Jakarta, Demokratis
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta Kementerian PUPR segera membantu proses produksi yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian pada lahan food estate di Kalimantan Tengah. Kata Luhut, ada sekitar 16.643 ha dari total 60,778 ha lahan yang belum teririgasi dengan baik.
“Kalau kita bisa bikin yang 60 ribu itu pak dan kemudian hasilnya bisa 6 ton, wah ini baik sekali untuk rakyat, pak. Ini kan juga legacy buat kita bahwa selama ini kita kerja, lho. Yang penting jalan, pak. Karena itu hari ini kita pastikan yang 16 ribu itu jadi. Makanya PUPR bantu Kementan, segera bangun irigasinya agar petani bisa menanam,” ujar Luhut dalam Rapat Koordinasi Food Estate Kalimantan Tengah di Kantor Kementan, Jumat (18/3/2022).
Menko mengatakan, ketersediaan infrastruktur yang baik maka secara tidak langsung akan berdampak baik pada peningkatan produksi. Misalnya dari yang tadinya hanya 3 ton bisa bertambah menjadi 4 ton, lalu bertambah lagi jadi 5 ton bahkan meningkat jadi 7 ton.
“Kalau sudah ada infrastruktur dan irigasi, pak, kita tinggal berupaya meningkatkan produktivitasnya saja. Misalnya dari 3 ton bertambah jadi 4 ton dan kemudian 5 ton dan seterusnya. Jadi tolong pak dari PUPR ikuti saja apa yang dikerjakan Kementan karena mereka yang tanam,” katanya.
Senada, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kendala pelaksanaan eksentifikasi lahan sejauh ini terletak pada curah hujan yang sangat tinggi serta belum terpenuhinya irigasi dan drainase yang berpengaruh pada jalannya pembuangan air di lahan.
“Makanya, pak, ada 16 ribu lahan di tahun 2021 yang harus kita perbaiki. Kalau yang 30 ribu di tahun 2020 kan sudah oke. Semua tergantung pada irigasi, pak. Jadi sekali lagi yang eksentifikasi di Blok A Dadahup harus kita kerjakan segera, pak,” katanya.
Mentan menambahkan, produksi padi memang menjadi program prioritas selama dua tahun ini. Terbukti, meski Indonesia diterjang badai pandemi yang sangat dahsyat, sektor pertanian tetap tumbuh dengan baik.
“Dalam dua tahun ini kami konsentrasikan kerja kami pada ketahanan pangan, pak, khususnya padi. Dua tahun ini yang lain turun dan hanya pertanian yang tumbuh bapak. Ekspor kita naik terus bapak bahkan sampai Rp625,04 triliun atau naik 38,68 persen. NTP kita selama dua tahun ini juga tumbuh bahkan tembus 108,83. Ini hanya terjadi jaman orde baru, pak. Itulah kerja kita semua pakai data,” tutupnya. (Reimon)