Selasa, Oktober 28, 2025

Menlu Sugiono: KTT Asia Timur Menyediakan Ruang untuk Dialog Konstruktif Bahkan di Masa Sulit

Kuala Lumpur, Demokratis

Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengatakan KTT Asia Timur (EAS) merupakan forum yang menyediakan ruang dialog, tempat di mana kekuatan besar dan menengah bersatu untuk maju bersama.

Hal itu disampaikannya dalam “20th East Asia Summit” di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (27/10/2025). Dalam pernyataan nasional mewakili Presiden Prabowo Subianto, Menlu Sugiono menekankan pentingnya dialog, kerja sama, dan kompetisi yang sehat sebagai landasan bagi perdamaian dan kemajuan di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

“Perubahan terjadi dengan kecepatan yang seringkali melampaui kapasitas adaptasi kita, sementara persaingan terus mendefinisikan ulang cara negara-negara berinteraksi satu sama lain,” ujar Menlu Sugiono dalam pidatonya, melansir keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (28/10/2025).

“Namun, di tengah ketidakpastian ini, kita juga melihat peluang baru untuk dialog, inovasi, kerja sama dan kolaborasi,” lanjutnya.

“Jika dipandu oleh akal sehat, persaingan dapat menjadi mesin kemajuan yang dahsyat. Namun jika dibiarkan, persaingan berisiko berubah menjadi konfrontasi yang tidak dapat ditanggung oleh dunia. Itulah mengapa KTT Asia Timur penting,” tandasnya, mengutip Presiden Prabowo dalam KTT ASEAN Plus Three.

Lebih jauh Menlu Sugiono menegaskan peran penting EAS sebagai wadah dialog konstruktif para pemimpin untuk dapat bersama-sama memperkuat kepercayaan dan stabilitas kawasan.

“Sebagai forum yang dipimpin oleh para pemimpin, KTT Asia Timur menyediakan ruang yang diperlukan untuk dialog yang konstruktif, bahkan di masa-masa tersulit sekalipun,” jelas Menlu Sugiono.

“Di sini, kekuatan besar dan menengah bersatu, bukan untuk saling menekan, melainkan untuk bergerak maju bersama,” tandasnya.

Dalam kesempatan ini Menlu Sugiono juga menegaskan kembali sentralitas ASEAN sebagai prinsip sekaligus tanggung jawab bersama, dengan menekankan perlunya memperkuat ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) serta memperdalam kerja sama maritim dan ekonomi dalam kerangka EAS.

Tidak ketinggalan dalam KTT kali ini Menlu RI menyoroti situasi global yang diwarnai konflik, khususnya Palestina, serta menyerukan upaya bersama yang tulus untuk mewujudkan perdamaian.

Ia menegaskan kembali prinsip yang dipegang teguh oleh Indonesia, “seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak”, menekankan EAS harus terus menjadi forum yang menjunjung tinggi dialog, kerja sama, dan saling menghormati demi terciptanya perdamaian regional dan global. (IB)

Related Articles

Latest Articles