Jakarta, Demokratis
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengkhawatirkan luas tanam padi yang terus mengalami penurunan, yaitu terakhir seluas 7,44 juta hektare. Penurunan luas tanam ini sangat berpengaruh pada luas panen yang berdampak pada merosotnya produksi beras yang dihasilkan.
“Selain karena penurunan luas tanam padi yang berdampak pada turunnya produksi padi, Kementan telah mengidentifikasi beberapa penyebab tidak optimalnya produksi padi,” kata Amran dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024).
Yaitu, lanjut Amran, volume pupuk bersubsidi berkurang 4,7 juta ton atau 50 persen dari alokasi tahun sebelumnya.
Amran mencemaskan produksi pangan untuk periode Juni hingga Oktober 2024.
“Kekhawatiran kami selanjutnya adalah produksi pada Juni-Oktober dikarenakan luas tanam padi pada Februari 2024 ini lebih rendah dibandingkan periode 2019-2023,” ungkap Amran.
Selain itu, tambah dia menekankan, kondisi harga beras melonjak sekitar 56 persen akibat dampak El Nino, sehingga pihaknya menganggap kondisi ini merupakan darurat pangan yang harus segera dicarikan solusi.
Ia menyatakan tidak semua petani mendapatkan akses pupuk, seperti Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Kemudian penyebab lainnya, yakni adanya dampak perubahan iklim El Nino yang masih berlangsung sampai dengan saat ini.
“Namun, kami memastikan kebutuhan beras bulan Maret-Mei dalam kondisi aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan pangan selama Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah,” ucap dia. (EKB)