Jakarta, Demokratis
Dalam rangka pengembangan kompetensi kepemimpinan, para Aparatur Sipil Negara (ASN) ke depan dituntut tidak hanya pintar atau ahli di bidangnya saja, tetapi juga harus memiliki karakter yang baik, kuat, dan akhlakul karimah. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Kuliah Umum Kepemimpinan Sektor Publik Politeknik Keuangan Negara STAN, Rabu (18/5/2022).
Menteri Basuki menyampaikan terdapat lima strategi yang harus diperhatikan oleh para pimpinan di Kementerian PUPR untuk menjamin keberhasilan program kerja yaitu programming, decision making, pelaksanaan, pengawasan, dan keamananan bangunan.
“Program kerja harus disusun secara sistematik dan fokus. Pemerataan bukan berarti dibagi rata semua dikerjakan secara bersamaan, melainkan dikerjakan bertahap dan fokus sesuai target prioritas yang telah ditentukan. Sebagai contoh kita fokus pada 5 destinasi wisata prioritas dulu, kalau sudah selesai kita lanjut di tempat lain,” kata Menteri Basuki.
Menurut Menteri Basuki, seorang pemimpin juga dituntut untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan berani mengambil risiko. “Pengambilan keputusan yang cepat menentukan keberhasilan dalam penanganan masalah. Semua risiko harus diperhitungkan dulu sebelum mengambil keputusan,” ujarnya.
Sedangkan terkait pelaksanaan dan pengawasan, Menteri Basuki menilai teamwork adalah faktor yang paling penting. “Tidak ada pekerjaan yang bisa diklaim sebagai hasil individu atau direktorat tertentu saja, semuanya merupakan hasil teamwork. Pemimpin juga harus sering turun ke lapangan agar dapat memahami secara seksama cara kerja para staf bawahannya di lapangan,” tegasnya.
Menteri Basuki mengatakan, setiap ASN harus memiliki karakter yang baik dan kuat. Karakter yang baik yaitu ikhlas, jujur, dan rendah hati. Ikhlas untuk bekerja secara total atau tidak setengah-tengah, bekerja jujur dengan didasari niat yang baik, serta rendah hati dengan tidak mengharapkan pujian atau penghargaan. Sedangkan karakter yang kuat yaitu berani, tangguh, dan disiplin. Berani mengambil keputusan dan risiko, tangguh menghadapi tantangan, dan disiplin melakukan pekerjaan sesuai apa yang harus dilakukan.
“Jika kita akhlakul karimah, maka keberadaan kita akan dirasa aman, nyaman, dan bermanfaat bagi orang lain. Keberadaan kita harus dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Patut dibanggakan apabila hasil kerja kita bisa menjadi input untuk keberhasilan organisasi,” jelasnya.
Menteri Basuki juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan dan loyalitas antara pimpinan dan staf. “Pimpinan wajib memperhatikan dan memberikan kepercayaan kepada bawahannya. Jika bawahan sudah dipercaya dan dipenuhi haknya, pimpinan juga berhak meminta loyalitas bawahan untuk bekerja dengan baik. Tentunya kredibilitas perlu dijaga untuk mempertahankan kepercayaan dan loyalitas tersebut,” katanya.
Terakhir, Menteri Basuki berpesan kepada para calon pemimpin untuk selalu kuat, berani, dan berjiwa seni. “Kuat dalam arti kompeten dan profesional, berani karena berintegritas, dan berjiwa seni sehingga mampu berinovasi dan berimprovisasi sesuai kondisi di lapangan,” pesannya. (Reimon)