Jakarta, Demokratis
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini kebutuhan air meningkat signifikan akibat cepatnya gelombang urbanisasi, populasi penduduk yang terus bertambah, dan pesatnya pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, ketersediaan air makin terbatas.
Pada tahun 2025, diperkirakan setengah dari populasi dunia akan mengalami kelangkaan air (water scarcity) dan di tahun 2030 sekitar 700 orang akan mengungsi akibat kelangkaan air lebih lanjut.
“Isu perubahan iklim, sumber air tanah yang terkuras, serta kondisi sungai dan danau yang tercemar juga menambah tekanan lebih lanjut pada masalah krisis air. Kita akan mampu bertahan dari tantangan tersebut apabila kita dapat mengoptimalkan air yang tersedia dan beradaptasi dengan perubahan iklim,” kata Basuki saat menyampaikan pidato kunci pada K-Water’s Side Event Global Water Leaders Seminar: Water, Climate Change and Capacity Building di Dushanbe, Tajikistan.
Pernyataan tertulis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tajikistan, yang diterima Sabtu (11/6/2022) menyebutkan, pertemuan ini telah menghasilkan tiga dokumen penting, yaitu Ringkasan Bersama Tingkat Pimpinan (Co-chairs’ Summary), Deklarasi Akhir (Final Declaration), dan Agenda Aksi dan Kemitraan (Call for Action and Partnership).
Selain itu, Menteri Basuki mengajak setiap negara di dunia agar mempersiapkan pengembangan kompetensi insinyur-insinyur muda agar mampu menjawab tantangan-tantangan bidang sumber daya air global.
“Perlu dipikirkan bagaimana kita dapat merancang pengembangan kapasitas dan pendidikan yang dibuat khusus untuk mempersiapkan insinyur muda dan memungkinkan berjalannya regenerasi yang lebih baik,” terang Menteri Basuki.
Menteri Basuki juga mengundang seluruh peserta untuk menghadiri World Water Forum 2024 di Bali.
“Selain menghadiri World Water Forum 2024, kami juga mengajak seluruh keluarga peserta untuk menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia,” ujarnya.
Ia mengatakan, para pemimpin dunia harus mempersiapkan sejak dini pengembangan kompetensi insinyur-insinyur muda agar mampu menjawab berbagai tantangan di bidang sumber daya air global.
“Perlu dipikirkan bagaimana kita dapat merancang pengembangan kapasitas dan pendidikan yang dibuat khusus untuk mempersiapkan insinyur muda dan memungkinkan berjalannya regenerasi yang lebih baik,” jelas dia.
Indonesia terpilih sebagai tuan rumah World Water Forum 2024 dalam rapat Board of Governor Meeting (BoG) World Water Council (WWC) di Dakar, Senegal. Saat itu, Indonesia memperoleh dukungan 30 suara mengalahkan Italia, yang hanya meraih 1 suara.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Kazakhstan dan Republik Tajikistan, Fadjroel Rachman mengatakan, air adalah sumber kehidupan sehingga diperlukan komitmen semua pihak untuk memikirkan dan melakukan aksi nyata bagi tata kelola air yang lebih baik.
“Air adalah sumber kehidupan. Melupakan masa depan air berarti melupakan masa depan umat manusia,” kata Fadjroel. (Reimon)