Jakarta, Demokratis
Menindaklanjuti mid-term review Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Mei 2022 lalu, Direktorat Jenderal Bina Marga menggelar Rapat Kerja Percepatan Pelaksanaan Program TA 2022 serta Penyiapan Pelaksanaan Program TA 2023. Raker ini diselenggarakan secara hybrid, daring dan luring di Auditorium Kementerian PUPR, Kamis (4/8/2022).
Pada kesempatan ini Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan peran Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPPJN)/ Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) sebagai regional road manager, construction road manager dan Road Programmer.
“Jadi jalan, jalan tol dan jembatan itu tanggung jawab Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR jangan dipisahkan ini tanggung jawab daerah atau pusat. Kita harus sadar kalau kita itu adalah regional road manager dengan UU jalan yang baru akan lebih jelas lagi ,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki mengatakan salah satu contoh jalan kabupaten yang ditangani Kementerian PUPR adalah Ruas Kabanjahe – Kampung Jeruk (Liang Melas Daras), Sumatera Utara.
Dikatakan Menteri Basuki sebagai regional road manager, Kepala BBPJN/BPJN bertanggung jawab terhadap pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional, sementara tanggung jawab untuk jalan daerah meliputi advis teknik. “Kalau ada pemerintah daerah yang minta bantuan tolong untuk dikawal, dicek selama pemasangannya diawasi,” ungkap Menteri Basuki.
Menteri Basuki menambahkan sebagai regional road manager, bila ada aspirasi pembangunan/preservasi Kepala BBPJN/BPJN seharusnya memiliki kemampuan untuk menentukan apakah masukan tersebut prioritas atau bukan. “Jalan-jalan produksi seperti Kebun Jeruk di Sumatera Utara yang harus jadi prioritas,” kata Menteri Basuki.
Sementara lingkup pekerjaan road construction manager meliputi pelaksanaan, pengawasan teknis konstruksi dan pasca konstruksi (kerapian). Di samping itu, Menteri Basuki mengatakan Kepala BBPJN/BPJN juga berperan sebagai road programmer. “Sebagai road programmer orientasinya pada kualitas, fungsi wilayah dan estetika,” ucap Menteri Basuki.
Pada kesempatan ini Menteri Basuki juga menekankan pentingnya estetika penataan jalan. “Ke depan kita bisa lebih perhatikan estetikanya, seperti di Tol Cisumdawu bisa ditanami tumbuhan. Kita harus punya kemauan dan kepedulian untuk lingkungan,” tambah Menteri Basuki.
Senada dengan Menteri Basuki, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian juga menekankan peningkatan estetika. “Bapak Menteri memberi contoh, di negara lain tidak ada lereng yang tidak tertutup tanaman hijau. Ini bagian dari beautifikasi. Ke depannya pagar-pagar tol bisa kita pakai tanaman rambat,” ucap Hedy.
Di samping itu, Hedy juga menekankan tentang kualitas. Ke depannya diharapkan proses desain dapat dipercepat dari 6 bulan menjadi 2 bulan. “Platformnya harus menggunakan building information modelling (BIM), harus computer aided dan mapping menggunakan LIDAR,” tutup Hedy.
Hedy berharap melalui raker ini bisa ditemukan solusi atas hambatan yang dialami pada TA 2022 sehingga dapat dilakukan percepatan pembangunan jalan dan jembatan. (Reimon)