Jakarta, Demokratis
Lagi-lagi, nama Erick Thohir disebut masuk radar menteri yang bakal kena reshuffle. Lantaran Erick berambisi menjadi capres di 2024. Namun, isu itu ditanggapi biasa-biasa saja.
Terkait desakan itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir santai saja. Tentu saja, seluruhnya wewenang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahwa setiap keputusan pencopotan berlandaskan profesionalitas. Mengacu kepada key performance indicator (KPI). Hal ini juga menjadi pedoman Menteri Erick ketika melakukan pergantian di tubuh BUMN.
Artinya, ketika KPI sanga menteri tidak maksimal maka presiden bisa saja menggantinya. “Kan saya sudah cukup terbuka saat menjabat menteri. Posisi menteri itu saya bilang jangan siap diangkat, tapi nggak siap dicopot, karena kita pembantu Presiden,” ujar Erick, Jakarta, Minggu (1/11/2020).
Pernyataan tersebut merupakan penegasan Erick terhadap langkah transformasi perseroan pelat merah dengan melakukan pencopotan dan perombakan sejumlah direksi dan komisaris BUMN. Dengan kata lain, pencopotan komisaris dan direksi, berbasiskan performa dalam menjalankan roda bisnis perusahaan.
“Roadmap transformasi yang kita inginkan, figur-figur (komisaris/direksi) ini yang kita pertahankan kalau KPI-nya sesuai. Sama, di kementerian (BUMN) sendiri kalau mau transformasi besar-besaran, ya dari kementerian sendiri yang intropeksi diri. Enggak bisa hanya menyalahi BUMN,” kata dia.
Dia juga membantah jika direksi dan komisaris yang diganti, adalah orang-orang yang diangkat mantan Menteri BUMN Rini Soemarno. Erick menegaskan, isu tersebut tidak benar. Saat ini, masih banyak direksi BUMN yang diangkat di era Menteri Rini yang bertahan hingga kini.
“Saya kira kalau mengaca dari Ibu Menteri (Rini) masih banyak direksi itu masih menjabat, contohnya Ibu Nicke (Dirut Pertamina) masih menjabat. Saya sih enggak liat itu, tapi kalau road map-nya, strategi transformasinya, dan disepakati KPI-nya jalan, tapi kalau perjalanannya view per bulan nggak sure janganlah,” ujar dia.
Mantan bos Inter Milan itu juga memberikan alasan perihal perombakan manajemen PT Bank BNI (Persero). Erick menyebut, perombakan dilakukan semata-mata untuk menjaga solidaritas antara direksi dan komisaris.
“Manajemen itu tak solid dengan komisaris karena tak mungkin kita mendapatkan KPI kalau tak ada kekompakan di situ. Apalagi dengan kalau dilihat dengan Covid berkaitan dengan moneter. Kemarin kita sibuk, kalau tiba-tiba perbankannya sendiri bisa kena, apalagi Himbara yang besar ini kan bisa shifting lift. Tapi saya melihat bukan dari suka atau tidak suka, ini bagian dari yang dipertanggungjawabkan,” katanya.
Sebelumnya, Anggota PDIP Adian Napitupulu menyebut Erick Thohir berambisi menjadi kandidat dalam Pilpres 2024. “Tidak sulit memeriksa rekam jejak ambisi Erick Thohir di google seperti misalnya terbentuknya relawan pendukung Erick Thohir, adanya deklarasi Erick for Presiden 2024, pembagian sembako dan beras dalam bungkus yang berisi tulisan terkait pencapresan Erick di 2024 termasuk juga promosi Erick Thohir di sosial media juga di konten konten Youtube mudah didapatkan,” jelas Adian.
Adian menyarankan Erick agar fokus kerja. Ambisi untuk maju dalam Pilpres 2024 diredam agar kabinet tetap solid dan tidak saling jegal.
“Dalam situasi ini sebaiknya Menteri fokus pada bidang kerjanya dan bergotong royong menjaga Presiden. Ambisi menteri menuju 2024 sebaiknya diredam dulu agar kabinet tetap solid tidak saling intip serta berujung saling jegal dan menuai pro kontra yang tidak perlu terjadi di saat ini,” kata dia. (Ic/Dem)