Kuala Lumpur, Demokratis
Menteri Luar Negeri Sugiono meyakinkan Indonesia berkomitmen mendorong langkah konkret untuk menyelesaikan krisis Myanmar dan memperkuat kerja sama kawasan. Perihal ini bahkan menjadi salah satu isu yang dibahas dalam sesi retreat KTT ASEAN ke-46.
“Ini dalam rangka menyelesaikan konflik yang ada di sana (Myanmar) dan bagaimana kawasan ini (ASEAN) menghadapi perubahan, situasi geoekonomi yang terjadi,” kata Sugiono kepada wartawan di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin malam (26/5/2025).
Myanmar saat ini dipimpin oleh pemerintahan junta (militer), yang merebut kekuasaan dengan cara kudeta militer pada 2021. Kondisi ini tak pelak telah memicu perang saudara di banyak lokasi di Myanmar antara militer dengan kelompok-kelompok etnis bersenjata.
Pada 22 April 2025, negara yang dulu bernama Burma itu diguncang gempa bumi. Tim pemantau konflik dan penduduk di zona pertempuran mengatakan pertempuran terus berlanjut di kedua belah pihak walau telah diserukan gencatan senjata 20 hari. Kondisi ini tak pelak memperparah krisis di Myanmar.
Selain mengikuti rangkaian pertemuan KTT, Sugiono menyampaikan Presiden RI Prabowo juga rapat dengan Perdana Menteri (PM) Lao PDR Sonexay Siphandone dan PM Singapura Lawrence Wong. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya peningkatan kerja sama terutama di sektor ekonomi.
Rangkaian KTT ASEAN pada hari kedua masih diisi dengan berbagai agenda penting, seperti misalnya pertemuan ASEAN dengan Gulf Cooperation Council (GCC).
“Bakal ada pertemuan antara ASEAN, GCC, dan juga China. Besok (27/5/2025) acaranya masih cukup panjang,” ucap Sugiono. (IB)