Umrah adalah ibadah bagi umat Islam yang dirindukan karena sudah terhenti sejak merebaknya pandemi Covid-19 hampir dua tahun lalu. Syukurlah sekarang ada kabar baik dari Kerajaan Arab Saudi untuk kembali membuka pintu masuk bagi jemaah asal Indonesia. Sekali lagi kita bersyukur. Mudah-mudahan umrah kembali normal seperti sediakala.
Meski kesempatan untuk ibadah sudah dibuka, tapi bukan begitu saja dipenuhi tanpa syarat. Pemerintah Pengawal Dua Tanah Suci Kerajaan Arab Saudi memberi syarat yakni berkaitan dengan vaksin dan lain sebagainya.
Pertama, soal validasi data vaksin jemaah haji Indonesia. Selama ini banyak penduduk Indonesia menggunakan vaksin Sinovac. Hal ini tidak berlaku di Saudi Arabia. Jadi, mereka divaksin berdasar pada yang diakui seperti vaksin keluaran Pfizer, BioNTech, dan Johnson & Johnson.
Kedua, kepastian kesiapan biro perjalanan yang menanggung pembiayaan jemaah, fasilitas akomodasi dan transportasi selama berada di Tanah Suci.
Ketiga, kesiapan biaya yang berkaitan dengan kondisi Covid-19 sangat mungkin ada biaya tambahan selama dalam perjalanan pelaksanaan umrah.
Inilah tiga faktor yang disyaratkan untuk menunaikan ibadah umrah ke Arab Saudi. Apabila itu dipenuhi maka izin akan diberikan. Dan pelaksanaan sudah bisa dilakukan bulan November 2021 ini.
Nampaknya, Kerajaan Arab Saudi telah optimal memberikan syarat berdasarkan gawatnya pandemi yang menimpa seluruh dunia termasuk Arab Saudi. Resiko terhadap pandemi inilah yang harus diantisipasi, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dari perspektif Indonesia, kebijakan Arab Saudi bisa dipahami. Peluang ini memang dirindukan. Mengingat banyak sekali jemaah umrah yang keinginannya tertunda untuk berangkat ke Tanah Suci.
Sebutlah berapa kerugian yang diderita oleh perusahaan biro perjalanan umrah, mereka kehilangan pemasukan uang dari tertutupnya keberangkatan umrah. Yang lazim tiap biro perjalanan minimal memberangkatkan satu kali dalam sebulan.
Akibatnya berdampak terhadap sejumlah pihak yang tidak hanya pemilik perusahaan saja tetapi juga ekonomi para karyawan. Boleh dikata bisnis biro perjalanan rontok. Bidang umrah dan wisata hampir sama keadaannya. Nyaris bangkrut alias gulung tikar.
Secara umum, ini merupakan resiko yang tidak diduga sebelumnya. Sesuatu yang unpredictable, tidak lazim. Yang bagaimanapun harus diterima apa adanya.
Kita apresiasi Kerajaan Arab Saudi. Kita bersyukur bahaya pandemi Covid -19 mulai berkurang. Meski kita tak boleh abai protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat.
Semoga pelaksanaan umrah sepecepatnya dapat normal sebagaimana sediakala. Umat Islam dapat menunaikan ibadah umrah memenuhi panggilan imannya. Harapan yang tadinya tertutup kini terbuka kembali.
Jakarta, 16 Oktober 2021
*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammmadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com