Sumowono, Demokratis
Mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sedang melakukan tugas KKN (kuliah kerja nyata) di Desa Sumowono, Kabupaten Semarang, menginformasikan bahwa selama pandemi Covid-19 ini berlangsung para masyarakat di Desa Sumowono banyak melakukan perubahan metode penanaman bahan pangan dengan metode tumpang sari dan memanfaatkan lahan sempit untuk meningkatkan ketahanan pangan selama pandemi Covid-19 dan mengurangi dampak kerugian.
Hingga 19 Oktober 2020, jumlah para petani maupun pedagang yang mengalami kerugian akibat pandemi ini sebagian besar sudah melakukannya. Menurut data kerugian dari Kecamatan Sumowono, dengan adanya aktifitas ini kerugian masyarakat dapat ditekan sampai angakan 39,5 persen dari sekitar 3.574 KK di Desa Sumowono yang mana 65% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan sisanya adalah pedagang.
Selama ini masyarakat yang mengalami kerugian akibat pandemi hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah, akan tetapi bantuan pemerintah pun ternyata belum mampu menekan angka kerugian masyarakat selama pandemi ini. Sehingga dengan adanya hal tersebut mendorong masyarakat Sumowono untuk mulai melakuan metode tersebut untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat dan juga dapat menekan angka kerugian yang dialami.
Menurut Kepala Desa Sumowono, jika dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya angka kerugian yang dialami oleh masyarakat Sumowono merupakan yang paling kecil dari kecamatan yang lainnya di sektar Sumowono. (Fajriyah)