Kota Tasikmalaya, Demokratis
Paguron Sinar Pusaka Sukapura (SPS) merupakan Perguruan Pencak Silat Seni Tradisi merayakan Milangkala ke-105 tahun (1918-2023) yang dirangkai dengan Silaturahmi Akbar sekaligus menampilkan cerita kolosal sejarah perjalanan SPS itu sendiri. Ini merupakan puncak acara dalam tiga hari acara tersebut dilaksanakan di GOR Sukapura Komplek Olahraga Dadaha Kota Tasikmalaya, Sabtu (20/5/2023).
Andi Rahayu selaku Dewan Pelatih Paguron SPS menuturkan, cerita berdirinya SPS ini berawal dimulainya sosok Abah Askan berguru melalui uji coba dari orang tuanya sendiri, bahwa ilmu yang didapatnya itu belumlah dirasa mampu. Dari cerita di sana berlanjut, Abah Asmadi selaku orang tua Abah Askan menyuruh anaknya (Abah Askan) untuk mencari ilmu ke Sebelah Barat. Dikisahkan, dalam perjalanan akhirnya Abah Askan tiba di Kabupaten Cianjur di sebuah pesantren yang disesepuhi oleh KH. Mama Obing. Kemudian, di sana Abah Askan berguru beberapa tahun lamanya. Setelah ilmunya dirasa cukup mumpuni, lalu Abah Askan diperintah untuk pulang oleh KH. Mama Obing ke Sukapura dan langsung mengadakan uji coba lagi.
“Setelah dianggap dirasakan ilmunya sudah cukup, barulah Abah Askan mendirikan Paguron Sinar Pusaka Sukapura (SPS) pada tahun 1918,” ucapnya kepada wartawan di sela acara berlangsung.
Lanjut dia, sebagai generasi muda hendaknya patut mencontoh perjalanan Abah Askan.
“Di sana banyak diajarkan nilai-nilai yang harus dipelajari kepada anak keturunannya dan generasi-generasi sekarang, bahwa perjuangan mencari ilmu layaknya seperti itu. Artinya, ilmu itu harus dihargai dan perjuangan mencari ilmu itu mudah-mudahan bermanfaat buat orang banyak dan barokah untuk menyelamatkan kita di akhirat kelak,” ungkap Andi Rahayu. (Eddinsyah)