Tidak banyak orang yang masih mengingat peristiwa tanggal 3 April 1950. Tujuh puluh satu tahun yang lalu. Padahal tanggal itu amat bersejarah dan bernilai serta penting. Hari itu adalah Mosi Integral Natsir, yang fundamental menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekarang ini.
Seperti ditulis oleh Lukman Hakim dalam buku Mohammad Natsir Perjuangan dan Pengabdiannya (2019 halaman 216) bahwa Mosi tersebut sekaligus mengubur Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan 16 negara bagian yang sejatinya diotaki oleh Kolonial Belanda. Dengan motivasi Belanda belum rela sepenuhnya untuk meninggalkan jajahannya agar kedaulatan pemerintahan Indonesia tidak kuat dan kukuh. Peta sejarah negara Indonesia berubah dari RIS menjadi NKRI.
Tulis Lukman Hakim bahwa pada era berikutnya sejarah Indonesia berubah pada tanggal 3 April 1950 dalam sidang perlemen tokoh Partai Masyumi Mohammad Natsir menyampaikan pidato bersejarah yaitu Mosi Integral, yang kemudian disebut Mosi Integral Natsir. Inti pidatonya sepanjang lebih kurang dua ribu kata itu, mengusulkan RIS menjadi Negara Kesatuan (NKRI).
Gagasan dalam pidato itu, Natsir tidak sendirian dan didukung oleh tokoh lainnya, antara lain Subddio, Sirajuddin Abbas, Hamid Al Qadei, dan lain-lain mendukung mosi tersebut. Lalu menjadi keputusan perlemen RIS pada waktu itu.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Sebaliknya bangsa akan menjadi kerdil tak menghargai sejarah, karena ia tidak memiliki modal masa untuk depan.
Tindak lanjutnya adalah ketetapan pada 17 Agustus 1950 diumumkan resmi bahwa Indonesia dikukuhkan menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang lebih popular disebut dengan NKRI. Yang kemudian diikuti dengan turunan undang-undang dan ketetapan lainnya. Tentunya merubah fundamental RIS menjadi NKRI. Demikian Lukman Hakim.
Sebagaimana diketahui RIS adalah Negara Proklamasi 17 Agustus 1945. Pengukuhan dilakukan dalam penyerahan kedaulatan lima tahun kemudian oleh Belanda yaitu 22 Desember 1949. Â Peristiwa itu dibadikan dalam dua macam acara, yaitu, di Istana Rijswijk Amsterdam dan Istana Negara Jakarta.
Upacara di Istana Risjwijk Amsterdam Belanda yaitu penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Ratu Wilhemina kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta. Dalam waktu yang sama penyerahan kedaulatan Indonesia di Jakarta dilakukan oleh wakil Pemerintahan Belanda Ahj Lovink kepada Pemerintahan Indonesia diwakili oleh Sultan Hamengkubuwono IX di Jalan Merdeka Barat Jakarta.
Rangkaian peristiwa 3 April 1950 telah membawa implikasi banyak. Sehingga hari itu menjadi wajar jika diperingati sebagai hari NKRI atau hari Mosi Integral Natsir. Yang sebelumnya ketika  Ketua MPRRI Hidayat Nur Wahid gagasan ini mulai dikemukakan. Hanya sekarang kita tidak tahu kelanjutannya.
Penulis percaya NKRI hasil gagasan besar Natsir dalam zamannya. Bagi kepentingan Bangsa dan Negara yang dicintainya. Karena itu jangan sampai kita lupakan. Mengutip Presiden Soekarno bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Sebaliknya bangsa akan menjadi kerdil tak menghargai sejarah, karena ia tidak memiliki modal masa untuk depan.
Jakarta, 3 April 2021
*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammdiyah Prof DR Hamka (UHAMKA) Jakarta