Rabu, Oktober 30, 2024

Mourinho Tak Bisa Terima Kekalahan Roma di Final Liga Europa

Pelatih eksentrik José Mourinho mengungkapkan bahwa kekalahan Roma di final Liga Europa melawan Sevilla masih menghantui pikirannya. Dalam wawancaranya dengan Sky Sports UK, Mourinho mengungkapkan kekecewaannya atas cara timnya kalah dan menyoroti keputusan kontroversial dari wasit Antony Taylor yang menurutnya mempengaruhi hasil pertandingan.

“Saya kalah di final (bersama Roma) dengan cara yang masih tidak bisa saya terima, dan saya terus memikirkannya sejak saat itu,” kata Mourinho.

“Saya rasa itu tidak adil. Di sepak bola, ketika mereka harus menghukummu, mereka melakukannya, tetapi kita seharusnya bisa mulai lagi setelah itu. Namun, bagi saya, hal itu tidak terjadi.”

Mourinho, yang baru-baru ini diusir keluar lapangan dalam laga Liga Europa antara Fenerbahce melawan Manchester United karena protesnya, juga menyinggung bagaimana ia merasa diperlakukan berbeda oleh UEFA dibandingkan dengan pelatih lain.

“Saya ingin diperlakukan sama seperti yang lain,” tambahnya.

“Aturan harus berlaku sama, tidak peduli apakah kamu Lionel Messi atau pemain yang baru memulai debutnya. Sama halnya untuk pelatih: tidak peduli apakah kamu Carlo Ancelotti atau pelatih muda, kita semua harus berperilaku sesuai aturan,” lanjutnya.

 

Masalah dengan UEFA dan VAR

Mourinho juga mengkritik peran VAR dalam kekalahan Roma di babak kualifikasi Liga Champions melawan Lille, di mana penalti pada menit ke-94 membuat timnya tersingkir dari kompetisi.

“Itu adalah penalti yang hanya bisa dilihat oleh VAR,” keluh Mourinho.

Dalam pandangannya, keputusan-keputusan seperti ini telah membuat bekerja di kompetisi Eropa menjadi semakin sulit baginya. “Saya tidak mengharapkan perlakuan khusus, saya hanya ingin perlakuan yang adil,” katanya. “Jika saya melakukan sesuatu yang salah, saya akan dihukum, tetapi jika tidak, biarkan saya bekerja dalam kedamaian.”

 

Impian Kembali ke Liga Inggris

Meskipun terikat kontrak dengan Fenerbahce, Mourinho juga menyebutkan bahwa ia masih memiliki keinginan untuk kembali ke Inggris suatu hari nanti. London, menurutnya, adalah rumah baginya, dan ia berharap dapat kembali melatih di Premier League.

“Saya tidak akan melatih tim yang berjuang untuk menghindari degradasi. Itu pasti sangat sulit secara emosional, karena hal itu mengubah hidupmu,” ujar Mourinho.

“Namun, untuk saat ini, tidak ada yang bisa membawa saya pergi dari Fenerbahce setidaknya dalam dua musim ke depan,” sambungnya.

Mourinho, yang dijuluki “The Special One”, tampaknya masih memiliki hasrat besar untuk kembali ke panggung Liga Inggris, tetapi saat ini, ia tetap fokus pada tugasnya bersama Fenerbahce di tengah frustrasinya terhadap kompetisi Eropa. (Rio)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles