Selasa, November 26, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mulai Konstruksi, PLBN Yetetkun Menjadi Ikon Baru Batas Negara di Boven Digoel Papua

Jakarta, Demokratis

Setelah menyelesaikan pembangunan dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Provinsi Papua yakni Skouw di Kota Jayapura dan Sota di Kabupaten Merauke, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pembangunan PLBN baru yakni Yetetkun yang berada di Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua.

Wilayah Boven Digoel merupakan tempat bersejarah karena pernah menjadi tempat pengasingan bagi pejuang Kemerdekaan Indonesia seperti Mohammad Hatta pada masa Kolonial Belanda yang berjarak sekitar 422 Km dari Kota Merauke. Kementerian PUPR telah meningkatkan kualitas jalan perbatasan (Trans Papua) pada ruas Merauke-Boven Digoel tersebut untuk memperkuat konektivitas kawasan perbatasan.

Pembangunan PLBN Yetetkun merupakan bagian dari komitmen Pemerintah dalam menjalankan amanah Nawacita yang dicetuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada lima tahun silam, yaitu “Membangun dari Pinggiran”. Tujuannya adalah untuk menjadikan kawasan perbatasan negara yang sering juga disebut sebagai halaman belakangnya Negara Indonesia, menjadi beranda depan yang dapat dibanggakan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan pembangunan PLBN tidak hanya bertujuan untuk pos lintas batas negara, namun juga akan didorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, salah satunya dengan dibangunnya pasar. Dengan demikian kehadiran PLBN akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan. “Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan,” kata Menteri Basuki.

PLBN Yetetkun mulai dibangun pada 25 Februari 2020 dan ditargetkan selesai tepat pada peringatan HUT RI 17 Agustus 2021, dengan progres konstruksi saat ini 11,20%. Total nilai kontrak pembangunannya sebesar Rp 115,8 miliar yang bersumber dari APBN tahun 2020-2021 (MYC).

Baca Juga : Kementerian PUPR Lakukan Perampingan Organisasi, Kinerja Pegawai Dioptimalkan Melalui Jabatan Fungsional

Pembangunan PLBN ini dilakukan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Papua Ditjen Cipta Karya yang terbagi menjadi zona inti dan sub inti. Lingkup pekerjaan pada zona inti meliputi gedung utama PLBN, pos pemeriksaan, pos gerbang, power house, mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP), pengadaan perlatan X-Ray dan Thermal Detection, dan portal. Sedangkan untuk zona sub inti akan dibangun rumah pegawai dan zona pendukung seperti kios (pusat ekonomi), lansekap, dan infrastruktur lainnya seperti tempat pengolahan sampah dan penyediaan MCK.

Kedepan pembangunan kawasan perbatasan oleh Kementerian PUPR tidak hanya pos lintas batas saja, namun juga jalan paralel perbatasan, jalan akses menuju pos lintas batas dan pengembangan infrastruktur permukiman di kawasan perbatasan seperti pembangunan jalan lingkungan, drainase, pengelolaan sampah, penyediaan sistem penyediaan air minum (SPAM),dan lainnya.

Selain PLBN Yetetkun, Kementerian PUPR di Provinsi Papua saat ini juga tengah melanjutkan pengembangan Zona Inti PLBN Skouw seluas 10,7 Ha dengan luas total bangunan 4.761 m2. Pembangunan Zona Sub Inti tersebut meliputi penataan kawasan, mess karyawan, bangunan pasar, kantor pengelola, renovasi masjid,renovasi gedung serbaguna, pembangunan jembatan penghubung, Patung Presiden RI pertama Ir. Soekarno, ornamen gerbang, video tron, dan fasilitas pendukung lainnya dengan biaya sebesar Rp 117,5 miliar.

Hingga akhir Mei 2020, progres konstruksi keseluruhan zona penunjang mencapai 86,5%. Terselesaikannya pembangunan Zona Penunjang seperti area komersial diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar serta mendekatkan dunia usaha (UMKM) dengan konsumen untuk mempromosikan brand dan produk lokal, termasuk kuliner. Pada Zona sub Inti dibangun pasar sebanyak 304 kios di atas lahan seluas 3.600 m2. Pasar  terdiri dari kios basah, kios kering serta kios terbuka yang tidak memakai atap penutup berjumlah 50 kios.

Sementara PLBN Sota menjadi pos lintas kedua yang berbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini setelah PLBN Skouw yang telah dilakukan perbaikan oleh Kementerian PUPR. Pembangunan kawasan perbatasan Sota terdiri dari Zona Inti yang meliputi gedung utama Pos Lintas Batas Negara, gudang sita, klinik, monumen Garuda, bangunan gerbang dan check point, serta didukung jalan akses menuju PLBN yang mulus dan tersedianya lahan parker. Zona Sub Inti terdiri dari rumah pegawai dan wisma Indonesia serta Zona Pendukung berupa rest area, gereja, musola, parkir dan renovasi Pasar Sota yang dilengkapi fasilitas 13 kios dagang.  Pelaksanaan pembangunan PLBN telah dimulai awal 2019 dengan biaya  sebesar Rp 114 miliar. (Hms/Reimon)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles