Medan, Demokratis
Peristiwa memalukan dialami Ketua DPD Partai NasDem Sumatera Utara (Sumut) Iskandar ST, menjadi korban salah tangkap di dalam pesawat yang ditumpanginya di Bandara Kualanamu, dituduh sebagai tersangka judi online.
Akibat kejadian yang membuatnya merasa dipermalukan itu, Iskandar tak tinggal diam. Melalui kuasa hukumnya, ia telah melayangkan somasi kepada pihak kepolisian.
Merespons hal ini, Polda Sumut secara resmi menyampaikan permintaan maaf. Mereka mengakui terjadi kesalahan dalam proses identifikasi yang berujung pada insiden tersebut.
“Kami dari pihak kepolisian minta maaf jika ternyata ada ketidaknyamanan atau ketersinggungan dari yang bersangkutan (Iskandar) atau pihak-pihak lain, kami minta maaf,” kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, Jumat (17/10/2025).
Ferry menegaskan bahwa nama Iskandar yang mereka cari sebagai tersangka kasus judi online sama sekali bukanlah sang politikus.
“Tidak (terlibat), datanya tidak cocok dan tidak sama. Jadi, yang bersangkutan (Iskandar) tidak ada hubungannya kasus yang kami tangani,” jelasnya tegas.
Lantas, bagaimana bisa kesalahan ini terjadi? Ferry menjelaskan bahwa awalnya, personel Polrestabes Medan sedang menyelidiki kasus scamming dan judi online. Kecepatan aksi menjadi kunci dalam penanganan kasus semacam ini.
Dari informasi yang didapat, seorang terduga pelaku bernama Iskandar dideteksi sedang berada di Bandara Kualanamu. Petugas pun langsung bergerak dan berkoordinasi dengan pihak bandara.
“Ternyata di salah satu yang dicari, yang terlibat itu identitasnya mirip dengan hasil manifes. Iya, seperti itu. Habis itu, anggota Polrestabes karena tidak boleh masuk di front itu kan VIP, kan kita tidak boleh, kita minta bantuan Avsec,” papar Ferry.
Ferry menekankan, maksud kedatangan petugas bukan untuk menangkap, melainkan sekadar memastikan identitas. Setelah dicek langsung di pesawat, terbukti bahwa Iskandar yang mereka cari bukanlah Ketua NasDem Sumut tersebut.
Ia juga meluruskan bahwa surat yang dibawa personelnya bukan surat penangkapan, melainkan surat perintah tugas untuk penyelidikan.
“Itu dalam rangka mengidentifikasi atau mencocokkan informasi, ternyata tidak cocok. Makanya polisi mengecek apakah ini benar orangnya? kalau kita sudah pasti (pelakunya), ngapain lagi kita suruh avsec, langsung kita lakukan penangkapan,” jelasnya.
“(Iskandar) tidak diapa-apakan, itu bukan surat perintah penangkapan, tapi surat perintah tugas anggota yang lagi menangani, bukan menangkap. Kita tidak tahu Iskandar ini rupanya kebetulan sama namanya dengan Ketua NasDem,” sambung Ferry. (AS)