Jakarta, Demokratis
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menyoroti soal isu taliban dan radikal yang dimunculkan di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Isu Radikal dan taliban, adl isu yg disematkan utk memusuhi org2 yg bekerja baik di KPK,” kata Novel, dalam akun Twitter @nazaqistsha, dikutip Kamis (27/5/2021).
Novel menilai Isu ini cukup berhasil membuat stigma, dan mengganggu kerja pemberantasan korupsi.
Diketahui polemik di tubuh KPK muncul pasca pengadaan TWK sebagai syarat alih status kepegawaian KPK.
Polemik terjadi terkait adanya soal-soal yang diberikan dalam Tes Wawancara Kebangsaan (TWK), dinilai berpotensi melanggar HAM dan menyerang privasi pegawai KPK.
Selain itu berdasarkan hasil TWK, 75 pegawai dinyakan tak lolos dan dibebastugaskan melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 652 Tahun 2021 bertandatangan Ketua KPK Firli Bahuri.
Padahal 75 pegawai yang dinyatakan tak lolos itu berisi penyidik dan penyelidik senior KPK yang sedang menangani perkara korupsi besar.
Beberapa di antaranya adalah dua penyidik senior Novel Baswedan dan Andre Nainggolan, dan penyelidik bernana Harun Al Rashid. (Red/Dem)