Jakarta, Demokratis
Anggota Komisi VI DPR dari PDIP Nyoman Parta mengatakan dirinya menemukan ada orang yang sembunyi-sembunyi vaksinasi Covid-19 hingga tiga kali. Padahal, mayoritas vaksin hanya dua dosis, dan dosis ketiga digunakan sebagai penguat.
“Justru yang tiga kali ini kebanyakan pejabat,” kata Nyoman Parta dalam rapat dengar pendapat dengan PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk dan PT Phapros Tbk, terkait kesiapan korporasi menghadapi gelombang II Covid-19, Rabu (7/7/2021).
Menanggapi temuan Nyoman Parta, Direktur PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan akan memperbaiki database vaksinasi.
Terkait apakah Indonesia akan menerapkan rezim dosis ketiga, Biofarma mengatakan belum ada penelitian terkait masa proteksi vaksin. “Untuk kemampuan proteksi vaksin, hingga saat ini belum ada yang memastikan apakah enam bulan setahun atau lebih,” kata dia.
Honesti mengatakan vaksin Covid-19 dosis ketiga boleh menggunakan merek yang berbeda dari vaksin pertama dan kedua.
“Vaksin pertama dan kedua harus sama. Sebagian besar vaksin di dunia terdiri dari dua dosis. Belum diketahui apakah vaksin pertama dan kedua beda merek hasil antibodinya akan optimal? Beda lagi dengan vaksin ketiga sifatnya booster atau penguat, boleh berbeda,” kata Honesti.
Inggris, Australia, dan Turki adalah tiga negara yang tengah mempertimbangkan dosis ketiga untuk memperkuat resistensi terhadap Covid-19. (Red/Dem)