Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Optimalkan Bendungan Rotiklot NTT, Kementerian PUPR Kembangkan Irigasi Permukaan Dukung Food Estate di Atambua

Belu, Demokratis

Bendungan Rotiklot Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3 yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Mei 2019 lalu saat ini telah dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan lumbung pangan (food estate) di Atambua, Belu, NTT dengan memanfaatkan teknologi sprinkler.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. “Kunci kemajuan di NTT adalah air. Ketersediaan air dibutuhkan untuk air minum, pertanian, peternakan dan lainnya,” kata Menteri Basuki.

Direktur Air Tanah dan Air Baku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Iriandi Azwartika mengatakan, fungsi utama Bendungan Rotiklot adalah untuk irigasi permukaan seluas 140 ha dan pasokan air baku sebesar 40 liter/detik.

“Kemudian sesuai arahan Bapak Menteri PUPR dikembangkan untuk irigasi perpipaan menggunakan sprinkler dengan luas lahan pengembangan food estate seluas 55 ha,” kata Iriandi.

Iriandi menyatakan, penggunaan sprinkler di pengembangan food estate Atambua karena merupakan daerah yang tandus sehingga pemanfaatan paling tepat menggunakan sprinkler. “Karena jenis tanahnya yang tidak membutuhkan banyak air jadi lebih hemat air dengan sprinkler dan komoditi tanamannya juga berupa holtikultura jagung,” jelasnya.

Ditambahkan Iriandi, pengembangan sprinkler yang digunakan juga produk kerjasama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai dukungan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pandemi Covid-19.

“Sprinkler ini didukung dengan reservoar dan rumah pompa yang mengambil air dari Bendungan Rotiklot. Masing-masing sprinkler mampu mengeluarkan tekanan air sebesar 4 bar dengan jangkauan sekitar 33 meter,” tutur Iriandi.

Menurut Iriandi, pengembangan food estate membutuhkan koordinasi antar Kementerian dan dengan Pemerinth Daerah. “Kementerian PUPR memberikan dukungan sarana pengairannya, untuk proses penanaman hingga panen ada di Kementerian Pertanian dan Pemda lewat Dinas Pertanian,” ujarnya.

Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS NT) II Provinsi NTT Agus Sosiawan mengatakan, pelaksanaan fisik dukungan pengembangan food estate tersebut dimulai pada Maret 2021. “Pada Agustus 2021 sprinkler mulai terpasang dan saat ini sudah sebanyak 250 sprinkler yang beroperasi dan akan ditambah 150 buah lagi,” ujarnya.

Dikatakan Agus pelaksanaan pemasangan irigasi perpipaan dengan menggunakan sprinkler tersebut dilaksanakan oleh kontraktor PT Permata Maju Jaya dengan nilai kontrak sebesar Rp20 miliar. (Reimon)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles