Sumbawa Barat, Demokratis
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dari Bendungan Bintang Bano, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I tengah melakukan rehabilitasi peningkatan Daerah Irigasi (DI) Kalimantong II (2.500 ha) dan pembangunan DI Bintang Bano (4.200 ha). Keduanya berada di hilir Bendungan Bintang Bano yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo kemarin (Senin, 14 Januari 2021).
“Bendungan multifungsi Bintang Bano manfaatnya untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 ha, dimana 4.200 ha dulunya tadah hujan dan belum diolah dengan baik. Diharapkan dengan adanya bendungan ini akan bisa ditanami padi 2 kali dalam setahun,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Menteri Basuki mengatakan, pembangunan bendungan harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. “Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.
Kepala BWS Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi mengatakan, saat ini eksisting jaringan irigasi pada DI Kalimantong yang sudah ada seluas 2.500 ha tengah dilakukan rehabilitasi pada tahun 2022. “Selain itu juga telah terkontrak 4 paket pekerjaan untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluas 4.200 ha. Semuanya nanti akan menjadi satu sumber pengairan dari Bendungan Bintang Bano untuk untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 ha,” kata Hendra.
Hendra mengatakan, untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluruhnya ditargetkan akan rampung pada tahun 2023. Berdasarkan data untuk paket 1 pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano dilaksanakan oleh kontraktor PT PP dengan nilai kontrak Rp233 miliar.
“Lingkup pekerjaannya adalah pembangunan saluran irigasi sepanjang 1,93 km, pekerjaan bangunan irigasi Bintang Bano, pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kalimantong II (Kanan sepanjang 25,61 km dan Kiri sepanjang 23,22 km), pekerjaan Rehab Bendung Kalimantong II, dan bangunan penunjang,” ujar Hendra.
Selanjutnya untuk paket 2, pekerjaannya mencakup pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 12 Km, pekerjaan Talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Haka-Ananta, KSO dengan nilai kontrak Rp137 miliar.
Sedangkan untuk paket 3 dikerjakan pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 11,33km, pekerjaan terowongan Moteng – Sekoto sepanjang 1.224 m, pekerjaan talang 8 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya -Lestari KSO dengan nilai kontrak Rp238 miliar.
Terakhir, untuk paket 4 dikatakan Hendra dilaksanakan pekerjaan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 20,603 km, pekerjaan talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya-Taruna-Gemuntur, KSO dengan nilai kontrak Rp174 miliar. (Reimon)