Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pandangan Hidup

Sesungguhnya pandangan hidup dapat diurai dari kata “pandangan” dan “hidup”. Kata “pandangan” adalah penglihatan, perhatian dan pemantauan. Sementara “hidup” maknanya ada, tumbuh dan berkembang. Jadi pandangan hidup merupakan pemantauan hayat tentang sesuatu yang ada dalam fenomena tumbuh dan berkembang.

Menghubungkan pandangan hidup dengan realitas kehidupan dengan apa yang akan terjadi dan bagaimana bisa meraih yang terbaik. Bukan sebaliknya. Tetapi kita juga semua tahu tidak akan selalu yang terbaik terjadi mengingat yang akan datang itu tiada sesiapa yang tahu. Seperti mengharap cuaca cerah sampai petang tapi hujan di tengah hari. Ramalan cuaca yang gagal. Seperti itu realitas. Baik diharap yang lain terjadi.

Dalam kaitan itulah pandangan hidup diperlukan agar tidak kehilangan pegangan dalam menjalani kehidupan. Bagaikan berlayar ada tujuan. Berpergian ada persinggahan. Dengan meminjam istilah seorang cendekiawan Minang bernama Abbas Hasan yang memperkenalkan istilah: mencencang berlandasan belajar bertujuan. Intinya ada landasan operasionalnya.

Tidak ada salahnya kita pelajari serta mengambil kembali ungkapan dan gagasan tersebut. Mengingat hal ini berguna untuk menjalani proses realitas masyarakat kini yang tertimpa bencana krisis Covid-19.

Seperti terdapat dalam buku yang tidak terlalu tebal Abbas Hasan yang pernah memimpin Majalah Islam Harmonis tahun tujuhpuluhan berjudul: Jalan Menuju Sukses. Ia membentangkan bahwa pandangan hidup adalah cita-cita dan cara berpikir yang logis. Tujuannya mencapai sukses keberhasilan dalam menjalani kehidupan itu. Sebab, banyak orang berputus asa, galau dalam hidup lantaraan permasalahan yang dihadapi mengalahkan kemampuan diri.

Penulis pernah berbincang dengan beliau Desember 1976 dalam topik di atas. Perbincangan kami sangat mengesankan. Ia menjelaskan pandangan hidup dari tiga komponen, yaitu:

Pertama adalah keyakinan. Tanpa keyakinan realitas akan membawa kegelisahan, kekecewaan dan kegalauan. Sukses tidak bisa diraih di bawah pengaruh kegalauan, kegelisahan dan keraguan.

Kedua, faktor cita-cita. Cita-cita adalah arah dalam kehidupan. Tanpa cita-cita dunia tak bermakna. Hidup sukses adalah dengan cita-cita. Sejarah mengajarkan manusia hebat adalah karena cita-citanya yang hebat. Tiada sukses jika tiada ada cita-cita.

Ketiga, faktor berpikir logis. Bepikir logis jalan membawa sukses. Dengan berpikir berdasarkan logika akan membawa solusi jalan keluar alternatif perubahan yang berkemajuan.

Itulah gagasan menuju ke dunia sukses versi Abbas Hasan. Tidak diragukan merupakan pikiran bernas yang masih sesuai dengan masa kini. Maunya sukses berhasil tetapi prinsip mencapainya tidak dipedulikan. Sehingga menjadikan kenyataan jauh panggang dari api. Sebuah pandangan hidup untuk mengantarkan keberhasilan (factor to reach success).

Sebagai bangsa, menarik juga melihat Jerman yang hancur karena kekalahan perang dunia kedua. Negara Jerman dibagi dua di bawah Amerika. Sesuatu realitas yang pahit. Tetapi cita-cita besar Jerman mampu keluar dari kekalahan. Jerman bersatu kembali dengan kedaulatan penuh. Kenangan sejarah pahit menjadi kenangan manis dengan runtuhnya tembok Berlin.

Siapa yang bisa membantah negara Jerman yang kalah perang dengan kehancuran yang luar biasa bisa tegak sama tinggi dengan penjajahnya. Bahkan kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jerman melampaui kemajuan Inggris, Rusia dan Amerika. Karena Jerman punya pandangan hidup dan cita-cita dalam menghadapi realita dengan logis.

Kita menarik simpulan dua hal yang penting. Pertama, keyakinan dan kedua, realitas. Keyakinan fundamental bermakna sesuatu yang tetap.

Kedua, realitas sesuatu yang ada sebagai wujud. Unsur realitas yang tidak stabil dan berubah. Menselaraskan yang stabil dengan yang tidak stabil atau yang berubah-ubah.

Persoalan kemudian ralitas tak sesuai dengan apa yang diinginkan. Terjadilah paradoks. Suatu keadaan saling betentangan. Maka fungsi pandangan hidup adalah berupaya menyesaikan realitas dengan pandangan hidup. Suatu pertarungan paradoks yang intens.

Pandangan hidup menjanjikan sukses. Tanpa pandangan hidup tiada sukses. Sukses identik dengan perniagaan yang tidak merugi. Yang membebaskan derita duka dan kesengsaraan yang pedih. Inilah jalan terbaik. Sukses mengiringinya. Semoga…

*) Penulis adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles