Rabu, Agustus 6, 2025

Panen Jagung Melimpah, Kementan Tegaskan Tak Perlu Impor

Bantul, Demokratis

Pemerintah optimistis tidak perlu lagi mengimpor jagung untuk pakan ternak setelah menyaksikan hasil panen raya jagung yang melimpah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Panen raya yang berlangsung pada Sabtu, 14 Juni 2025, di Bulak Balong Opak, Klaras, Dusun Canden, Kapanewon Jetis, mencatat hasil ubinan mencapai 9,11 ton per hektare—jauh melampaui rata-rata nasional yang berada di kisaran 4–5 ton per hektare.

Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Yudi Sastro, bersama Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, jajaran TNI-Polri, serta perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai Opak (BBWSO) dan Dinas Pertanian DIY.

“Kebutuhan jagung pakan nasional sekitar 15 juta ton. Melihat hasil seperti ini, kami pastikan tidak perlu lagi impor jagung untuk pakan. Sementara untuk kebutuhan pangan, jika ada impor, nantinya akan diekspor kembali dalam bentuk olahan,” tegas Yudi Sastro.

Yudi juga menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Pertanian, TNI, Polri, dan pemerintah daerah sebagai pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Ia turut menyoroti keberhasilan ekspor jagung dari sejumlah daerah, seperti Kalimantan Barat, Surabaya, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“TNI dengan padinya, Polri dengan jagungnya, dan pemda dengan dukungan infrastrukturnya. Jika semua memiliki visi dan langkah yang sama, maka swasembada pangan bukan lagi sekadar harapan,” ujar Yudi.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyatakan bahwa skema pertanian saat ini, yang mencakup jaminan harga dan penyediaan infrastruktur, telah meningkatkan kesejahteraan petani. Bantul bahkan mencatat surplus produksi beras dan jagung pada tahun ini.

“Dengan harga jagung dijamin Rp5.500 per kilogram dan padi Rp6.500 per kilogram, serta dukungan irigasi dan prasarana lainnya, tata kelola pertanian dari hulu ke hilir kini semakin kuat,” ujarnya.

Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, mengungkapkan bahwa lokasi panen raya kali ini dulunya merupakan lahan tidur seluas 3 hektare. Berkat inisiatif Polri, lahan tersebut berhasil dioptimalkan menjadi area pertanian produktif dengan hasil yang tinggi.

“Target nasional untuk menanam jagung di lahan seluas satu juta hektare akan terus kami dukung. Ini bukti bahwa lahan tidur pun bisa disulap menjadi sumber ketahanan pangan,” tutupnya. (Dasuki)

Related Articles

Latest Articles