Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pecahkan Rekor MURI, Kadisdik Jabar Ikut Melukis 2.350 Payung Geulis

Tasikmalaya, Demokratis

Rekor MURI berhasil dipecahkan siswa Jawa Barat (Jabar) dengan predikat melukis payung geulis secara hybrid dengan peserta terbanyak.

Kegiatan melukis 2.350 payung geulis ini dilakukan para siswa secara langsung maupun daring di SMAN 10 Tasikmalaya, Sabtu (19/3/2022).

Kadisdik Jabar Dedi Supandi yang menghadiri kegiatan tersebut ikut melukis payung geulis bersama peserta.

Sebanyak 1.300 siswa melukis payung geulis di lapangan SMAN 10 Tasikmalaya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sedangkan 1.000 siswa Jabar lainnya melukis di rumah masing-masing.

Kegiatan melukis ini kolaborasi antara Dekranasda Kota Tasikmalaya, Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar melalui Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII, Jabar Bergerak Kota Tasikmalaya, dan SMAN 10 Tasikmalaya.

Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya Kamil pun mengapresiasi semua pihak yang telah berkolaborasi menyukseskan kegiatan tersebut.

Atalia mengungkapkan, payung geulis merupakan bukti kayanya budaya Indonesia. “Indonesia bukan hanya alamnya yang indah atau kuliner yang berlimpah, tetapi sumber daya manusianya juga luar biasa,” ungkapnya.

Lanjutnya, melalui kegiatan tersebut, warga Jabar, khususnya siswa mampu melestarikan payung geulis. “Ya, harus ada yang menjaganya, jangan sampai hilang. Tadi dikatakan, perajinnya hanya tersisa kurang dari 10 orang. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi,” ucapnya.

Ia menambahkan, target awal pemecahan rekor ini adalah 2.022 peserta. Namun, peserta bertambah menjadi 2.350 siswa.

Ketua Panitia Melukis Payung Geulis sekaligus Ketua Dekranasda Kota Tasikmalaya Rukmini Yusuf menjelaskan, kegiatan yang bertema “Ekspresikan Imajinasi di Payung Geulis” tersebut bertujuan menanamkan kecintaan pada kearifan budaya lokal, mempromosikan payung geulis sebagai budaya Tasikmalaya dan identitas Jabar serta sebagai tindak lanjut resminya payung geulis sebagai warisan budaya takbenda.

“Kami juga ingin menghidupkan kembali perajin payung geulis yang saat ini hanya tersisa kurang dari 10 orang,” ujarnya.

Pihaknya pun menghadirkan 12 payung besar dengan diameter 2,4 meter yang dipajang di semua taman sekolah serta 200 payung yang dipajang di sekolah yang dilukis oleh siswa, dibimbing guru seni rupa dan perajin sanggar payung geulis Kinanti.

Rukmini Yusuf berharap, kegiatan tersebut bisa dilakukan setiap tahun agar bisa mendunia.

Kegiatan ini juga dihadiri Wali Kota Tasikmalaya Ahmad Yusuf serta tamu undangan lainnya. (IS)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles