Kota Tasikmalaya, Demokratis
Kegiatan pelepasan peserta didik kelas 12 Tahun Ajaran 2022-2023 Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Tahfizhul Qur’an (SMAIT TQ) As Sunnah Tasikmalaya Angkatan 15 Ikhwan dan Angkatan 13 Akhwat ini merupakan acara perpisahan seperti sekolah-sekolah lainnya, dimana untuk kelas 12 ini dinyatakan lulus sebagai alumni SMAIT TQ Ihya As Sunnah Tasikmalaya. Demikian disampaikan Aris Mulyana, S.Pd, selaku Ketua Panitia perpisahan kepada wartawan di sela acara pelepasan kelas 12 SMAIT TQ AS Sunnah di Graha Asia Jln. HZ. Mustofa Kota Tasikmalaya, Jumat (16/6/2023).
Aris menuturkan, syarat yang dianjurkan kelulusan yang pertama menuntaskan rangkaian ujian secara kedinasan dan yang kedua secara kepesantrenan.
“Total yang lulus hari ini ada 151 orang, 53 lak-laki dan 98 perempuan. Adapun syarat yang ditentukan jika dari SD minimal 15 Juz, SMP 10 Juz, SMA 5 Juz. Setiap jenjang minimal 5 Juz hafalannya,” ucapnya.
Diadakannya perpisahan di Graha Asia ini menurutnya, awalnya pihaknya hanya mencanangkan dramahadz saja, cuma karena ini pergantian peralihan yang tadinya kalau pesantren itu ada wajib khidmah pengabdian selama satu tahun. Untuk tahun ini adalah peminatan yang mau saja, dan itupun hanya sebagian sekitar 50 sekian orang. Sementara sisanya melanjutkan kuliah ke tingkat lebih tinggi lagi.
“Ada beberapa anjuran dari mereka saat kita ingin momen yang spesial yang memang ‘memorable moment’ untuk diingat sebelum meninggalkan Ihya As Sunnah, disamping tempat yang paling dekat dari sini,” sebut Aris.
Dirinya juga berpesan kepada lulusan, tetap Istiqomah dalam memegang Syariat Agama Islam. “Tetap terbuka mengikuti teknologi selama tidak melanggar Syariat Islam,” tutur Aris.
Di tempat yang sama, Ustd. Maman Pimpinan Ponpes As Sunnah Tasikmalaya berpesan, pelepasan ini bukan sekedar lulus SMA saja, namun harus dibekali dengan ilmu agama.
“In syaa Allah, andaikan tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi, lulusan kami bisa menjadi Imam Masjid dan Khotib Jum’at dengan memberikan kajian,” ujarnya.
Dirinya meyakini, mereka mampu hafalan Al-Qur’an dan makhraj hurufnya sudah mumpuni dan bisa diandalkan. Tentunya harapan kami mereka termotivasi untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi, baik jurusan agama maupun ilmu umum yang sangat dibutuhkan hari ini.
“Meski basicnya pesantren mereka suatu saat bisa menjadi ekonom yang sholeh dan sholehah, menjadi guru mata pelajaran umum, pelaku usaha, teknokrat dan tidak sedikit yang bercita-cita menjadi dokter. In syaa Allah, mudah-mudahan Allah SWT memberikan kemudahan buat mereka, sehingga bisa mewarnai dengan hal yang positif bagi perkembangan di Tasikmalaya maupun di wilayah negara Indonesia umumnya,” papar Ustd. Maman. (Eddinsyah)