Perkebunan
Luas total hutan di Indramayu 43.000 hektar, dari luas tersebut terdapat 9.829 hektar yang ditanami kayu putih. Oleh Perhutani hutan kayu putih pengelolaannya bermitra dengan 16 lembaga masyarakat desa di sekitar hutan. Dalam akta perjanjian disebutkan bahwa lahan tersebut dapat dimanfaatkan tumpang sari dengan tanaman apa saja.
Bisnis perkebunan termasuk bisnis rakyat, karena keterlibatan masyarakat sangat dominan, yakni dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Beberapa komoditas yang layak dikembangkan dengan dasar pangsa pasar sangat terbuka, baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai berikut:
1-Batang tebu sebagai bahan baku industri gula dan bio etanol. 2-Produksi bio etanol 8.500 liter per hektar, per tahun, dan total hasil produksi bio etanol 76,5 juta liter, pertahun. 3-Limbahnya untuk pengembangan pakan dan ternak di petani. 4-Limbah ternak bisa untuk biogas, dan sebagian kembali jadi pupuk organik.
5-Penyerapan tenaga kerja (keluarga) langsung minimal 13.000 orang per hari, dan perputaran uang minimal Rp270 miliar per tahun. 6-Akan terjadi multiflier efect ekonomi di kawasan tersebut. 7-Tercapai swasembada ternak di Indramayu.
Singkong (ketela pohon): 1-Dibuat tepung singkong, sebagai bahan baku industri makanan. 2-Dibuat tepung tapioka, sebagai bahan baku industri makanan. 3-Bahan baku membuat bio etanol. Produksi bio etanol 7.000 liter per hektar, per tahun, dan total produksi bio etanol 45,5 juta liter, pertahun. 4-Limbah daun dan ampas sebagai bahan pakan ternak.
5-Limbah ternak bisa untuk biogas, dan sebagian dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik. 6-Penyerapan tenaga kerja keluarga minimal 19.500 orang per hari, dan perputaran uang minimal Rp250,25 miliar pertahun. 7-Akan terjadi multiplier efect ekonomi di kawasan tersebut. 8-Tercapai swasembada ternak di Indramayu.
Perikanan
Usaha pertambakan di Indramayu, terdapat sekitar 20.000 hektar, yang selama ini diusahakan untuk memelihara bandeng dan udang. Jumlah tenaga kerja yang terlibat selama ini ada 17.000 Kepala Keluarga (KK).
Penyediaan benih udang sudah bisa diproduksi lokal. Tetapi benih bandeng alias benur, seluruhnya masih didatangkan dari Jawa Timur dan Bali. Di samping itu kebutuhan pakan udang dan pakan bandeng, 100 persen masih didatangkan dari luar Indramayu. Berarti ada peluang usaha membuka industri pakan ikan dan udang.
Membuka usaha pembenihan bandeng dan pakan, memang padat modal dan padat tehnologi, sehingga sedikit membuka lowongan kerja. Tetapi multiflier efect ekonominya akan berdampak positif untuk Indramayu. Pada usaha pertambakan, ada yang bisa dikaitkan dengan upaya pemberdayaan masyarakat, dengan melakukan usaha budi daya rumput laut.
Dari usaha rumput laut akan ada penyerapan tenaga kerja baru sekitar 10.000 orang per hari, untuk pekerjaan penanaman, panen dan penjemuran. Bilamana rumput laut sudah berkembang di pertambakan Indramayu, selanjutnya dapat di dirikan industri pabrik pengolahan rumput laut.
Pada usaha perikanan tangkap dilakukan langkah langkah seagai berikut: 1-Pengurangan secara bertahap alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. 2-Memperbanyak trumbu karang buatan. 3-Diversifikasi usaha, seperti budi daya kerang hijau. 4-Penghijauan kawasan pesisir terpadu. 5-Revitalisasi Koperasi Unit Desa (KUD) mina, atau Koperasi Perikanan Laut (KPL).
Peternakan
Dari pengelolaan jerami, selasar palawija, pucuk tebu dan produksi sampingan dari proses penggilingan beras, seperti dedak, lunte dan menir, akan tumbuh usaha peternakan sapi, kambing dan bebek (itik). Jika di Indramayu dikembangkan peternakan secara serius, akan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kebutuhan protein hewani Jawa Barat.
Untuk mencukupi kebutuhan ekonomi masyarakat, maka memelihara ternak dan unggas, termasuk yang program bantuan harus berskala usaha sebagai berikut. 1-Sapi 3 ekor per Kepala Keluarga (KK), per 4 bulan. 2-Kambing 40-50 ekor, per KK, per bulan. 3-Bebek (Itik) 400 ekor, per KK, per bulan.
Dengan catatan: Pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan harus di tunjang oleh, 1-modal,tehnologi dan pasar. 2-Badan penyuluhan pertanian untuk, pangan, holti, kebun, ternak, ikan, di fungsikan dengan sarana dan prasarana yang memadai. 3-Jumlah dan kompetensi penyuluh di tingkatkan sesuai kebutuhan.
4-Sekolah lapang bagi petugas dan petani. 5-Sekolah menengah kejuruan pertanian, pangan, holti, kebun, ternak, ikan, secara bertahap di perbanyak.
Â
Penulis pernah nyalon Bupati Indramayu pada tahun 2009-2010