Jumat, September 20, 2024

Pemdes Mulyasari Gelar Ruatan Bumi

Subang, Demokratis

Pemerintah Desa Mulyasari, salah satu desa dari sembilan desa yang berada di wilayah Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, masih serupa dengan desa lainnya ketika menjelang musim tanam padi menggelar upacara Ruatan Bumi, yang dipusatkan di salah satu saung mitting Kelompok Tani, Jumat lalu.

Kepala Desa Mulyasari Abdul Basit, S.Ag saat ditemui di sela-sela ritual Ruatan Bumi mengutarakan, tradisi tersebut merupakan manifestasi ritual budaya ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah membagikan rizki, syariatnya melalui hasil bumi atau persisnya hasil tatanen (baca: hasil pertanian), khususnya tanaman padi.

“Tak hanya itu, selain ungkapan rasa syukur tadi sekaligus sebagai wahana untuk membicarakan dan penyampaian berbagai program pertanian yang berkenaan persiapan turun nyawah, juga untuk memanjatkan doa bersama dalam ihtiar menolak bala dan penghormatan terhadap para leluhur melalui ritual budaya menyuguhkan sesajen, berupa ragam hasil bumi dan sejenisnya yang dibutuhkan pada upacara ritual ruatan bumi,” ujarnya.

Ruwatan berasal dari kata ruwat atau ngarawat (bahasa Jawa) yang artinya memelihara keberadaan bumi agar terus dalam kondisi subur dan lestari bisa meningkatakan penghasilan para petani dan untuk kelangsungan hidup para petani itu sendiri.

Kades Mulyasari berharap dengan digelarnya ritual ruatan bumi ini, suasana kebersamaan masyarakat petani khususnya akan semakin terpupuk, rasa gotong royong semakin tumbuh dan mau mengikuti arahan kebijakan pemerintah yang berkenaan pertanian dan semoga Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi harapan dan doa para petani khususnya.

Seorang sesepuh adat kampung sedang membawakan kidung tatanen di acara Ruatan Bumi.

Pantauan di lapangan, uangkapan doa dan ihtiar itu disampaikan dengan bahasa kidung yang dilantunkan oleh seorang sesepuh adat setempat dan sesekali diamini para petani dan hadirin yang menyaksikan jalannya upacara ruatan bumi itu.

Selanjutnya masih rangkaian ruatan bumi, beragam hasil bumi jenis komoditi pertanian diarak keliling kampung, sebagai ungkapan rasa syukur bila hasil tatanen cukup melimpah. Sambil sesekali warga menyiramkan air ke badan sejumlah perangkat desa yang kompak ikut berkeliling kampung.

“Tujuannya untuk mengungkapan rasa syukur terhadap Tuhan YME terhadap hasil tatanen yang cukup melimpah dan kebersamaan antara Pemdes dengan warga dan selain itu juga para petani juga memberikan sedikit hartanya ini tiada lain tujuannya untuk berbagi,” ujar Suryadi seorang perangkat desa yang turut arak-arakan keliling kampung.

Camat Binong H Hazizul Hakim, S.Sos, M.Si dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga melihat kekompakan dan keguyuban para petani Desa Mulyasariyang sedang menggelar ritual Ruatan Bumi.

Menurut Camat Binong, sedikitnya ada enam misi yang bisa disampaikan lewat momen ini di antaranya: pertama, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas segala kemurahan rizkinya juga sebagai wahana untuk melestarikan budaya leluhur yang setiap awal musim tanam  diadakan upacara Ruatan Bumi, seperti pada Musim Rendeng ini (Mt.2022/2023).

Kedua, melalui momen ini untuk mempererat tali silaturahmi, diharapkan akan terwujud kekompakan dan kebersamaan untuk membangun desanya, terkhusus di bidang pertanian.

Beraneka macam jenis komiditi sayuran dan jenis hasil bumi lainnya yang sedang diarak keliling kampung, sebagai ungkapan wujud syukuran bila hasil panenan pertaniannya cukup melimpah.

Ketiga, kegiatan ruatan bumi harus diawalai penyusunan programa pertanian, diharapkan ada kesepakatan–kesepakatan sema para petani dalam menjalan Panca Usaha Tani, terutama membenahi sarana infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi dan gerakan pembasmian hama dan penyakit.

Keempat, untuk memotivasi para petani agar ada kesadaran, ketika ada pembangunan sarana Jalan Usaha Tani baru yang memerlukan lahan untuk keberlangsungan pembangunan merelakan sebagian tanahnya terkena jalan.

Kelima, dalam momen itu seyogyanya bisa dimanfaatkan oleh lembaga BPD untuk membuat regulasi (Perdes/Perkades dsb) yang terkait dengan kepentingan petani bersifat urgen seperti membangun Sanpras pertanian bersifat swadaya atau berkenaan penghimpunan zakat maal (Infaq, Sodaqoh) guna diberikan para mustahiq (Fakir, miskin, kaum duafa dsb) guna menanggulangi kemiskinan.

Keenam, mengaggarkan dalam APBDes peruntukan honorarium petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang statusnya masih magang, untuk sekedar membantu menutupi BOP sebagai penyemangat demi kelancaran tugas.

Acara tersebut dihadiri Camat Binong, Kepala Desa beserta perangkat desa, unsur anggota BPD, pengurus LPMD dan Lembaga Kemasyarakatan desa lainnya, Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa AD, unsur Karang Taruna  Anggota Linmas dan Masyarakat dan para sesepuh kampung. (Abh)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles