Bogor, Demokratis
Gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia yang menjadi perekat hubungan sosial dalam lingkungan masyarakat. Tidak hanya dalam negeri saja, pengakuan terhadap gotong royong dengan skala luas menjadikan bangsa Indonesia kuat di mata internasional.
Hal itu yang menjadi salah satu kekuatan dalam program pembangunan di Desa Bojong Jengkol, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Program yang bertujuan meningkatkan pemberdayaan melalui pelibatan masyarakat dalam membangun infrastruktur desa. Dan pelibatan tidak hanya sebatas gotong royong untuk kepentingan umum saja, namun masuk ke berbagai bidang hingga mengarah ke individu dengan kategori minoritas.
Kepala Desa Bojong Jengkol Awaludin mengatakan, masyarakat masih menganggap gotong royong sebagai sarana menjalin komunikasi, ikatan emosional dan pemersatu dalam lingkungan masyarakat. Tentu ini sebuah modal besar untuk tujuan dari program utama desa yang masih panjang dalam mewujudkan kemakmuran secara lahir maupun batin.
Melihat masih kuatnya tradisi gotong royong di masyarakat inilah, Pemerintah Desa Bojong Jengkol, banyak melakukan penetapan program yang berbasis sosial. Program berbasis sosial tersebut meliputi normalisasi jalan, drainase, maupun sarana umum lainnya. Sedang anggaran yang digulirkan melalui Dana Desa lebih banyak dialokasikan untuk sarana umum lain dengan kategori membangun baru.
“Gotong royong merupakan potensi dalam membangun Desa Bojong Jengkol. Inilah yang menjadi alasan mengapa perlu pelibatan masyarakat untuk percepatan pembangunan,” terang Kepala Desa Bojong Jengkol, Awaludin, kepada Demokratis, baru-baru ini.
“Dari data yang diperoleh melalui laporan kepala dusun, gotong royong selalu dilakukan dalam dua minggu sekali. Memang jarang dilakukan dalam skala dusun, tapi dalam setiap dusun dipastikan ada kegiatan dimaksud dalam lingkup RT,” ujar Kades. (Rahmat)