Oleh : Juanda Sipahutar
Merebaknya wabah virus corona atau covid-19 di Indonesia membuat warga masyarakat semakin getar getir. Virus corona yang tak mengenal kompromi yang sebelumnya menghantam negara China dengan menewaskan ribuan orang itu, pemerintah diharapkan segera mengambil sikap tegas keluar masuknya barang-barang impor dari negara asing ke daerah-daerah industri di Indonesia. Karena tidak menutup kemungkinan besar barang-barang impor di dalam peti kemas diduga sudah terjangkit virus corona. Kemudian kerawanan virus corona ini berada di kawasan-kawasan industri karena di daerah itu banyak pekerja pekerja orang asing yang setiap hari bersama karyawan. Maka penularan virus corona tersebut cukup cepat. Oleh karena itu diharapkan langkah-langkag pemerintah pusat maupun daerah mengambil suatu kebijakan apakah meliburkan karyawan atau tidak.
Seperti himbauan pemerintah terhadap masyarakat bahkan telah meliburkan sekolah untuk mencegah wabah virus corona ini. Di samping itu juga Presiden RI telah mengatakan supaya covid-19 itu jangan sampai merebak kemana-mana maka masyarakat dianjurkan jangan keluar rumah. Tempat wisata di berbagai daerah di Indonesia sudah ditutup dari pengunjung untuk mengantisipasi penularan virus corona yang diketahui cukup ganas ini.
Demokratis menelusuri di beberapa intansi pemerintah bahwa pelaksanaan apel pagipun sudah ditiadakan akibat sudah mulai terjangkitnya virus corona di negeri ini. Boleh kita lihat saat ini di negara Eropa khususnya negara Italia. Negara ini benar-benar diisolasi. Pintu masuk dan sebaliknya semua ditutup karena virus corona kini sudah menggerayangi negara itu. Warga masyarakat negara Italia itu tidak diperbolehkan pergi kemana-mana. Mereka betul-betul menutup diri di dalam rumah. Bahkan restoran pada tutup. Dan sementara di Indonesia belum separah di Italia. Namun himbauan pemerintah agar masyarakat jangan terlalu takut dan tetap memakai masker.
Di Jakarta Gubernurnya Anies Baswedan cukup tegas. Seluruh tempat wisata pemasukan PAD-nya cukup besar sudah ditutup demi keselamatan masyarakat dari virus corona. Jam operasi dan jumlah bus Transjakarta telah dibatasi, demikian juga MRT jumlah penumpangnya juga sudah dibatasi. Yang tadinya 1 gerbong penumpangnya berjumlah 300 orang kini dikurangi. Bahkan Anies Baswedan pun membatasi jumlah masyarakat di halte Transjakarta agar jangan sampai bisa bersentuhan.
Oleh karena itu untuk melakukan pencegahan virus corona ini perushaan-perusahaan dapat diliburkan seperti yang dilakukan di sekolah. Karena jumlah karyawan di perusahan jumlahnya ribuan orang maka rentan penularan covid-19 tersebut.
Di Karawang Senin (15/3) apel pagipun sudah tidak dilaksanakan karena ada surat edaran. “Seharusnya hari ini saya rapat di Bandung tapi gara-gara corona rapat ditunda,” kata seorang pejabat. ***