Jakarta, Demokratis
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) turut memberikan dampak ekonomi di berbagai bidang, mulai dari serapan tenaga kerja, pemberdayaan masyarakat sekitar, pemberdayaan UMKM, peningkatan aktivitas ekonomi, peningkatan PDRB daerah dari aktivitas usaha di KEK, hingga terbentuknya pusat-pusat perekonomian baru di wilayah.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, menekankan pentingnya meningkatkan exposure melalui sosialisasi dan pemberitaan mengenai prospek dan dampak positif serta berbagai capaian KEK, sehingga mampu menjadikan KEK sebagai salah satu destinasi investasi yang menarik bagi para investor.
Susiwijono menyampaikan pengembangan kawasan KEK menjadi salah satu andalan Pemerintah di dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun menarik investasi.
“Karena itu, kita diskusi, seberapa penting ini untuk terus dikomunikasikan, tidak hanya ke publik, masyarakat luas, yang lebih penting adalah ke investor dan calon investor,” ujar Susiwijono dalam keterangannya, Minggu (12/11/2023).
Susiwijono mengatakan kehadiran KEK tentunya diharapkan dapat membangun kemampuan dan daya saing ekonomi pada level nasional melalui sektor-sektor strategis yang bernilai tambah.
Berkembangnya jumlah KEK di Indonesia sejalan dengan kebutuhan investasi yang tinggi. Saat ini, terdapat 20 kawasan yang telah ditetapkan sebagai KEK, yakni terdiri dari 10 KEK Industri, 9 KEK Pariwisata, serta 1 KEK Kesehatan dan Pariwisata.
Implementasi fasilitas dan kemudahan di KEK yang semakin lancar diberikan, terbukti memberikan dampak positif pada daya saing KEK sebagai destinasi investasi. Secara kumulatif, KEK telah mencatatkan nilai investasi sebesar Rp140 triliun dan menyerap 86.273 tenaga kerja dari 318 pelaku usaha.
Selain sebagai pengungkit daya saing, implementasi fasilitas kemudahan di KEK juga memberikan dampak signifikan pada peningkatan optimalisasi berusaha bagi pelaku usaha di KEK.
Selain itu, berbagai kegiatan berkelas internasional juga telah dilaksanakan di beberapa KEK Pariwisata seperti penyelenggaraan MotoGP dan World Superbike (WSBK) di KEK Mandalika yang telah dilaksanakan pada tahun 2022 dan pada Oktober 2023 kembali digelar.
Kemudian, KEK Tanjung Kelayang juga telah beberapa kali menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi internasional, salah satunya Pertemuan Tingkat Menteri Pembangunan G20.
Susiwijono menyampaikan bahwa banyaknya jenis dan jumlah kawasan strategis di Indonesia juga berpotensi menyebabkan bias informasi di masyarakat dan bahkan dapat membuat pemahaman yang tidak sama antar Kementerian/Lembaga. Oleh karena itu, harmonisasi dan sinkronisasi sangat diperlukan, termasuk juga penetapan kriteria dan target yang jelas.
Selain itu, beberapa kawasan juga mempunyai fasilitas/insentif yang beririsan, sehingga perlu dilakukan penajaman sasaran.
Selanjutnya, Susiwijono menggarisbawahi bahwa peran penting seluruh stakeholders termasuk media tanah air sangatlah dibutuhkan. Tanpa komunikasi publik yang tepat dan harmonis, berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah melalui KEK tidak akan memberikan hasil maksimal, terlebih apabila sudah muncul stigma tertentu di masyarakat.
“Kami mohon bantuan dari teman-teman media yang ada di sini, kemudian teman-teman para Kepala Biro Humas dari seluruh K/L, mohon bantuannya kita sama-sama menyiapkan komunikasi publik untuk mendorong mengenai pengembangan KEK ke depan,” ujar Susiwijono. (Dasuki)