Wonosobo, Demokratis
Persoalan stunting pada kalangan anak di Indonesia harus menjadi atensi semua pihak terkait. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPPA) Wonosobo, Dyah Retno Afif Nurhidayat menegaskan pencegahan dalam menghadapi masalah stunting harus menjadi prioritas sebelum semakin membesar.
Demikian disampaikan Dyah dalam media gathering pada rangkaian kegiatan Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting yang dilaksanakan oleh Danone Indonesia di Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (8/11/2022).
“Oleh karena itu ayo kita siapkan sumber daya manusia kita, anak-anak remaja kita agar ke depan memasuki dunia keluarga lebih siap lagi. Cegah stunting sebelum gede,” ujar Dyah.
Namun demikian, Dyah menerangkan ada tantangan yang mesti dihadapi untuk mengatasi stunting, terutama di Jateng. Tantangan tersebut seperti kurangnya pemahaman masyarakat terkait pola hidup sehat, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan. Untuk itu, dia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), sampai sektor swasta seperti Danone Indonesia untuk mengedukasi dan mendukung tercapainya pencegahan dan penurunan angka stunting.
Sementara itu, pakar gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Sri Anna Marliyati menekankan pentingnya semua pihak terkait agar tidak bosan memberikan edukasi terhadap anak-anak tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), TK, SD, SMP, SMA, serta orang tua mereka terkait isu stunting.
Dia juga menjelaskan ada berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting seperti kurang memperhatikan status gizi ibu pada masa kehamilan, praktik menyusui atau ASI tidak eksklusif selama enam bulan pertama, praktik pemberian makan pendamping (MPASI) tidak tepat, pemantauan tumbuh kembang anak yang tidak rutin. Berikutnya, status sosial ekonomi rumah tangga, ketahanan pangan keluarga, minimnya akses air bersih, buruknya sanitasi, hingga kurangnya kebersihan lingkungan.
Selanjutnya, perwakilan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Wonosobo, Sumino menuturkan pentingnya sistem yang didalamnya ada kader posyandu serta organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam mencegah stunting. Dia optimistis, masalah stunting bisa dientaskan bila unsur-unsur pada sistem tersebut ditingkatkan kapasitasnya.
“Sistem berjalan Insyaallah stunting akan selesai. Tanpa itu, saya yakin enggak akan pernah selesai,” tegas Sumino.
Dalam kesempatan ini juga, Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya fokus memproduksi serta memasarkan produk-produk yang sehat. Danone Indonesia turut berkomitmen membantu mengentaskan persoalan stunting.
“Kita juga bertanggung jawab untuk berkontribusi untuk upaya-upaya pencegahan stunting dan tentunya itu bagian dari kolaborasi,” ujar Karyanto. (JP)