Sragen, Demokratis
Pendaftaran calon siswa Sekolah Rakyat (SR) baik jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sragen sepi peminat, padahal pendaftaran telah dibuka sejak satu pekan lalu.
Untuk mencari calon siswa atau siswi, para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) mendatangi satu per satu rumah calon murid.
Hingga Selasa (5/8/2025) kemarin, tercatat hanya delapan siswa yang terdaftar. Sementara penutupan pendaftaran SR dari informasi yang beredar ditutup hari ini, Rabu (6/8/2025).
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mengatakan penerimaan siswa SR itu berdasarkan surat dari Kemensos, tentang penerimaan peserta didik baru sekolah rakyat tahap 1C tahun akademik 2025-2026.
Setelah surat itu, Kemensos menyerahkan BNBA (By Name By Address) calon siswa yang berasal dari Desil 1 dan 2 DataSEN ke daerah melalui Dinsos.
Sementara, target Kabupaten Sragen ada 75 siswa, terdiri dari 50 siswa SD 2 rombel (rombongan belajar), dan 25 siswa SMP 1 rombel.
“Pendaftaran calon siswa dilaksanakan dengan home visit dan wawancara. Jadi, tim kita home visit dari data yang diberikan itu dan melakukan wawancara,” kata Sigit, Rabu (6/8/2025).
Sigit melanjutkan, calon siswa Sekolah Rakyat ditetapkan dengan Surat Keterangan (SK) kepala daerah dan nantinya akan diserahkan ke Kementerian Sosial.
Karena jumlah calon siswa masih terbatas, kata Sigit pihaknya dalam hal ini Dinsos Sragen akan menyisir kembali sejumlah keluarga dari DataSEN dari desil 3 dan 4.
“Kita akan koordinasi dengan kades-kades untuk memastikan bahwa keluarga yang tidak mampu ini, anaknya bisa disekolahkan di sekolah rakyat,” kata Sigit.
Sigit menyampaikan pihaknya telah menyampaikan mengenai sistem pembelajaran Sekolah Rakyat, hingga fasilitas yang ada kepada calon siswa.
Namun, semua keputusan untuk bersekolah di Sekolah Rakyat tetap dikembalikan ke keluarga dan anak. Karena pihaknya tidak bisa memaksakan anak untuk bersekolah di Sekolah Rakyat. (JP)