Jakarta, Demokratis
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memastikan pihaknya terus mengoordinasikan penyelamatan pendaki perempuan asal Brazil berinisial JDSP yang dilaporkan jatuh saat mendaki Gunung Rinjani.
“Sesuai dengan arahan Pak Menteri, kami serius dalam menangani berbagai kecelakaan yang terjadi dalam pendakian, termasuk kecelakaan yang menimpa WNA Brazil di Gunung Rinjani,” ujar Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kahutanan Satyawan Pudyatmoko di Jakarta, Senin (23/6/2025).
Satyawan mengatakan Menhut Raja Juli Antoni telah berkomunikasi secara langsung dengan Basarnas, Kapolda hingga Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memastikan proses evakuasi berjalan dengan baik. Hal itu menegaskan keseriusan pemerintah dalam melakukan evakuasi.
“Bahkan Pak Menteri sendiri langsung berkoordinasi dengan Kepala Basarnas, Kapolda dan Gubernur NTB untuk memastikan keselamatan proses rescue,” ujar Satyawan.
Proses evakuasi sendiri masih terus berlangsung dengan melibatkan banyak pihak di antaranya Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD, Damkar, hingga relawan. Proses evakuasi diketahui mengalami kendala dikarenakan kondisi cuaca yang berkabut dan medan yang sulit.
Berdasarkan komunikasi Menhut dan Basarnas diketahui evakuasi terkendala karena adanya cuaca buruk dan badai besar. Tim evakuasi diketahui telah turun pada ke dalaman 200 meter namun harus kembali naik karena adanya badai.
Kondisi yang berkabut sangat tebal menyulitkan tim untuk melakukan pencarian. Satyawan lantas mengimbau para pendaki untuk tetap mengutamakan keselamatan dalam pendakian.
“Kita terus berupaya melakukan evakuasi semoga korban segera ditemukan. Saya mengimbau agar para pendaki tetap mengutamakan keselamatan dalam pendakian,” ujarnya.
Sebagai informasi, korban dilaporkan terjatuh ke arah Danau Segara Anak dengan perkiraan kedalaman 150-200 meter pada Sabtu (21/6/2025) sekitar pukul 06:30, Wita, tepatnya di titik Cemara Nunggal yang merupakan jalur menuju puncak Rinjani.
Korban merupakan warga negara Brasil itu melakukan pendakian melalui pintu Sembalun pada 20 Juni 2025 bersama dengan 12 orang lainnya. (Albert S)