Perusahaan riset Insider Intelligence memperkirakan pendapatan iklan dari aplikasi video pendek, TikTok meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari US$11 miliar atau Rp158 triliun tahun ini. Capaian ini mengalahkan pendapatan iklan Twitter dan Snapchat.
Insider Intelligence memperkirakan, Twitter dan Snapchat masing-masing menghasilkan pendapatan iklan US$5,58 miliar (Rp80 triliun) dan US$4,86 miliar (Rp69 triliun) pada 2022. Nilai gabungan keduanya tetap kurang dari pendapatan iklan TikTok.
Insider Intelligence juga memperkirakan, TikTok akan mengejar ketinggalan pendapatan iklan dari YouTube pada 2024. TikTok dan YouTube diperkirakan sama-sama menghasilkan pendapatan iklan US$23,6 miliar atau Rp339 triliun.
Analis di Insider Intelligence Debra Aho Williamson mengatakan, TikTok meraih banyak pendapatan iklan karena pertumbuhan pengguna yang pesat. “Basis pengguna TikTok meledak dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah waktu yang dihabiskan pengguna untuk aplikasi ini juga luar biasa,” katanya dikutip dari Reuters.
TikTok hanya butuh waktu lima tahun setelah peluncuran untuk mencapai jumlah pengguna satu miliar. Analis Data.ai memprediksi, TikTok memiliki 1,5 miliar jumlah pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) tahun ini.
Tahun lalu pengguna TikTok rata-rata menghabiskan 19,6 jam per bulan di aplikasi. Angkanya meningkat hampir lima kali lipat dalam empat tahun dan berhasil menyamai Facebook.
“Sebelumnya, Facebook selalu menjadi media sosial terbesar untuk kategori waktu yang dihabiskan pengguna dan mendominasi pasar,” kata kepala pemasaran di Affise Sam O’Brien dikutip dari The Guardian.
Menurut data Apptopta, TikTok juga mencatatkan 656 juta unduhan tahun lalu. Aplikasi asal Cina ini memimpin kategori umum dan menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di seluruh dunia.
Pada posisi kedua ditempati oleh Instagram dengan 545 juta unduhan. Ketiga, Facebook meraih 416 juta unduhan. (Rio)