Jakarta, Demokratis
Saat pandemi COVID-19, maskapai penerbangan harus bersiasat agar bisnis tetap eksis. Termasuk maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) tbk.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menjelaskan, maskapai nasional tersebut tengah menggarap potensi bisnis penerbangan kargo untuk mendukung ekspor produk makanan laut. Bisa jadi termasuk ikan asin dan garam.
Dengan masih turunnya volume penerbangan penumpang saat pandemi COVID-19, Irfan menyadari, pergerakan barang terutama bahan pangan terus berjalan, bahkan meningkat dengan adanya e-commerce.
Meski saat ini, porsi untuk penerbangan kargo masih berkisar 20% daripada penerbangan penumpang, Irfan meyakini bahwa potensi ekspor salah satunya pada produk makanan laut masih sangat besar.
“Dari proporsi kargo dan penumpang saat ini masih 20 persenan, tapi saya optimis kalau ini kita seriusi, kita tekuni, mudah-mudahkan proporsinya bisa sampai di 30-an persen,” kata Irfan dihubungi Antara di Jakarta, Kamis (29/10/2020).
Irfan menjelaskan, Garuda memiliki dua rute penerbangan khusus kargo ke luar negeri, yakni Makassar-Singapura dan Manado-Narita (Jepang).
Kapasitas daya angkut untuk rute Makassar-Singapura dengan penerbangan sekali dalam sepekan, rata-rata 40 ton setiap penerbangan dengan menggunakan armada regular Airbus A330-300.
Sementara itu, layanan penerbangan khusus kargo rute Manado-Narita yang juga sekali sepekan mencapai sekitar 35 ton setiap penerbangan dengan armada Airbus A330-200.
Menurut Irfan, layanan penerbangan kargo ini akan membantu nelayan untuk mendapatkan pasar ekspor yang lebih menguntungkan dari segi harga. Apalagi, komoditas laut segar juga sangat diminati oleh masyarakat Jepang. Selain itu, jarak tempuh dari Manado atau Makassar yang lebih dekat, akan lebih menekan biaya logistik, dibandingkan jika pengiriman dilakukan dari Jakarta.
Ia pun tidak keberatan menambah armada pesawat untuk layanan penerbangan kargo jika nantinya terjadi peningkatan volume pengiriman barang.
“Seminggu sekali dari waktu ke waktu sudah mulai meningkat. Kalau memang sampai di kapasitas satu pesawat dan ada kebutuhan lebih, buat saya tidak ada masalah tambah lagi satu pesawat karena ini mendorong ekspor. Ikan dan seafood itu ekspor yang sebenarnya powerful namun terabaikan,” kata Irfan.
Di luar rute ekspor, Garuda juga melayani 10 penerbangan domestik dalam sehari untuk layanan kargo. Oleh karena itu, Mantan CEO Sigfox Indonesia tersebut optimistis bahwa bisnis penerbangan kargo menjanjikan di tengah penurunan penumpang saat pandemi. (Ic/Dem)