Oleh Masud HMN *)
Perang cyber adalah strategi berbasiskan kajian rahasia. Berbeda dengan perang biasa berbasiskan jumlah tentara dan alat persenjataan. Dasar pikirannya di masa depan tak ada perang biasa hanya yang akan terjadi perang cyber.
Ini adalah strategi mutakhir perang. Lazim orang mengenal tank, pesawat tempur, jumlah pasukan kapal induk di laut. Karena itu terbentuk angkatan darat, laut dan udara tambah pasukan keamanan sipil polisi.
Strategi perang cyber didukung oleh Hendro Priyono. Mantan Kepala Badan Intelijen Indonesia (BIN) yang mengatakan bahwa perang adalah perang masa depan. Mengganti perang klasik lama.
Berkaitan dengan itu maka mekanisme perang dibentuklah angkatan darat, laut dan udara. Angkatan tersebut dikembangkanlah jenis dan perangkat untuk mendukung. Seperti angkatan di darat, di udara dan laut termasuk polisi sebagai keamanan sipil bersenjata.
Memang benar semua ini adalah konsep lama yang merupakan kelanjutan konsep perang konvensional atau perang klasik. Yakni ketahanan nasional negara berbasis alutsista dimaksud. Banyaknya tank, jumlah pasukan tempur, berapa kapal perang, dan canggihnya pertahanan udara.
Tetapi strategi perang mutakhir modern bukan berbasis material senjata. Melainkan cyber atau rahasia dan informasi. Kekuatan nasional sebuah negara terletak pada info rahasia lawan yang dimiliki.
Implementasinya adalah seberapa kemampuan punya informasi. Berkaitan dengan itulah pasukan cyber berfungsi. Jadi muncullah angkatan kelima yaitu strategi pasukan cyber.
Pasukan yang demikian itu tergantung pada pasukan rahasia tadi. Penentu dari kebijaksanaan. Yaitu arah dan target konsep ketahanan nasional.
Sebagai comtoh negara kecil Singapura. Punya angkatan kelima di samping empat angkatan. Yaitu angkatan militer rahasia langsung dipimpin seorang panglima.
Hal ini berdasar kepentingan nasional Singapura sendiri dalam rangka ingin eksis seperti negara lainnya. Pertahanan andal menjaga kepentingan.
Menurut pendapat kita Indonesia perlu punya pasukan cyber demikian itu. Agar terjaga dari serangan musuh. Yang notabene musuh berkeliaran sepanjang teritorial Indonesia.
Kita mengetahui bahwa Cina berhasil mengembangkan startegi yang sama yang terkenal negara beda dengan satu sistem satu Cina. Hongkong merdeka tetapi polisi dan tentara kemanannya dipimpin Cina. Juga Cina Taiwan boleh bebas dan merdeka namun tidak boleh berlawanan dengan Cina.
Dewasa ini mendesak untuk mengawal ketahanan nasional. Pendekatannya tidak lagi militer konvensional melainkan konsep cyber tadi. Alasanya kecuali tidak ekonomis membeli senjata yang relatif mahal juga kebijakan semacam itu mulai dikesampingkan.
Rasanya pasukan cyber mesti dipekuat. Bahkan perlu segera dibentuk ketimbang kekuatan cyber ecek-ecek bergantung di pelbagai lembaga. Angkatan cyber sebagai angkatan kelima di samping angatan darat, udara, laut dan kepolisian yang telah ada.
Jakarta, 4 Desember 2023
*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta