Tujuan perang memenangkan pertempuran. Tidak untuk menghancurakan. Perang modern adalah menguasai medan.
Perang Vietnam dan Gaza ada kemiripan. Amerika mengalami kekalahan di Vietnam meski tidak sedikit korban rakyat di pihak Vietnam karena bombardir Amerika. Logikanya dengan berjatuhan korban di pihak lawan mestinya Amerika menang.
Tetapi realitas tidak demikian Amerika kalah dan kembali ke negaranya, malah dimenangkan Vietnam. Perang yang berlangsung 12 tahun itu berhenti dengan bertekuk lututya Amerika. Vietnam sukses malah memukul mundur musuh-musuhnya.
Berperang asasnya menang dan menguasai yang diserang. Yang terjadi tidak menang dan malah kalah. Demikianlah kejadiannya sejarah perang Vietnam lawan Amerika.
Menariknya hal itu berulang mirip pula. Pelaku perang ialah Hamas Palestina dan Israel. Israel dengan total penduduk hampir sepuluh juta orang sementara Palestina kurang lebih lima juta orang. Perbandingan total populasi jelas menggambarkan Israel lebih banyak dari Palestina. Sumber daya manusianya juga Israel kebih unggul dan alat perangnya.
Ditambah sekutunya lebih Israel karena dia punya sekutu Negara Eropa yang besar dan Amerika negara super power dunia. Alat perang yang canggih dimilikinya dan punya senjata nuklir.
Negara Palestina tidak punya senjata yang modern. Manusia Palestina sedikit namun spiritnya unggul dengan jihadnya sanggup mati untuk berperang melawan Israel. Tambah negara tetangga tetangga Arab membantu.
Sehingga secara perbandingan demikian Palestina di bawah peringkat Israel. Kalau begitu keadaannya apa sebab Palestina berani? Pertanyaan yang perlu dijawab untuk menjelaskan mengapa perang Palestina dan Israel yang tak kunjung berhenti hingga sekarang.
Jawabannya ada dua, yaitu strategi perang dan spirit perang. Dua varian ini sedang terjadi di perang Palestina versus Israel kini. Strategi perang berkait dengan medan, senjata, personel dan wilayah. Sedang perang spirit berkait dengan semangat dan medan di mana perang itu berada.
Tentang strategi perang nampaknya Israel menggunakan sistem konvensional yaitu personel, senjata. Sementara Palestina cendrung memakai sistem perang baru yang berkaitan dengan semangat dan terowongan pertahanan di bawah tanah. Strategi baru berbasis trowongan itu pernah dipraktekkan Vietnam saat melawan Amerika.
Sekarang persoalannya adu stategi ini mana nanti yang akan memenangkan perang. Israel unggul dalam perang konvensional. Sementara Palestina punya strategi yang cenderung baru yaitu perang terowongan. Perang selama dua belas tahun antara Vietnam dan Amerika.
Kita menganalisa srategi bawah tanah dan terowongan unggul. Ini yang dilaksanakan Palestina. Nampaknya jitu dalam untuk arsitek perang modern.
Dalam pandangan kita menggunakan perang konvensional menghambur-hamburkan biaya tidak mampu menguasai medan. Untuk apa pertempuran memborbardir tapi tidak menang perang tanpa dapat menguasainya. Lihatlah apa buktinya nanti. Gaza bisa hancur rata dengan tanah namun tidak dapat diambil Israel, kita tunggu menggunakan waktu saja.
Jakarta, 1 Desember 2023
*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta