Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Peringati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Allianz Indonesia Lawan Bullying Lewat Komedi

Jakarta, Demokratis

Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli bekerja sama dengan EDU Foundation menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia dengan menggelar “Malam Final Kompetisi Online Lawan Bullying dengan Komedi”. Kegiatan ini adalah puncak penampilan serta penilaian dari kompetisi yang digelar sejak Juli 2021.

Pada kesempatan tersebut, para finalis ditetapkan menjadi duta anti-bullying agar dapat terus mengedukasi masyarakat, khususnya remaja, untuk melawan perundungan (bullying) yang masih sering terjadi. Kegiatan ini sendiri merupakan melanjutkan kesuksesan acara serupa yang diadakan tahun lalu.

Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, sebanyak 6,2% kalangan remaja mengalami depresi berat dan salah satu penyebab terbesar penyakit kejiwaan ini adalah bullying. Untuk itu, Allianz menyelenggarakan kompetisi “Lawan Bullying dengan Komedi” sebagai bentuk kepedulian dalam mengedukasi serta melawan tindakan bullying dengan cara yang positif, yaitu melalui stand-up comedy. Hadirnya program ini bertujuan terus meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahaya tindakan bullying yang kian hari kian menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan pada kesehatan jiwa.

“Meminimalisir perilaku bullying khususnya pada kalangan remaja merupakan tanggung jawab kita semua. Para peserta yang telah terpilih ini akan menjadi duta anti-bullying sehingga diharapkan dapat berdampak pada lingkungan sekitar mereka, mulai dari yang terdekat seperti lingkungan keluarga, tempat tinggal, sekolah sampai masyarakat luas. Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli akan terus berkomitmen untuk menjalankan berbagai macam program pemberdayaan berdasarkan empat pilar termasuk pilar pendidikan, agar dapat senantiasa memberikan manfaat bagi masyarakat dalam melawan bullying,” ujar Pengawas Yayasan Allianz Peduli, Rizki Rudiantoro dalam siaran persnya.

Kompetisi itu sendiri dimulai dengan tahap penyisihan dari ratusan peserta yang mendaftar menjadi 25 peserta, kemudian untuk malam final dipilih 12 finalis yang dapat menunjukan kemampuan mereka dalam stand-up comedy di depan para juri. Sebelumnya, para peserta telah diberikan pembekalan psikoedukasi dan masterclass serta mentoring oleh para komika ternama Indonesia, yaitu Mo Sidik, Isman HS, dan Wawan Cikuk. Kegiatan pembekalan juga dilakukan secara langsung oleh EDU Foundation dengan menerapkan metode asertif agar dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam mengekspresikan diri melalui perasaan, perilaku, harapan dan opini yang tertuang melalui tulisan maupun komunikasi secara langsung.

“Sudah tiga tahun program ini berjalan dengan tema melawan bullying menggunakan metode asertif, metode menyampaikan pendapat atau menilai diri sendiri melalui komedi. Metode asertif terbukti sudah berhasil untuk menurunkan agresifitas dari pembully. Bagi para penyintas bully, metode ini dapat menurunkan depresinya dengan cara menulis. Kita meningkatkan caranya dengan bukan hanya menulis biasa, namun menulis dengan komedi sehingga prosesnya menyenangkan sehingga pendapat dapat tersampaikan dengan cara yang benar,” kata Executive Director EDU Foundation, Zaky Zakaria.

Sesi mentoring pun dilakukan melalui komunikasi langsung antar para mentor dan peserta sebagai mentee dimulai dengan perkenalan latar belakang keresahan dari bullying yang pernah dialami peserta. Pengalaman peserta sebagai penyintas bullying diproses menjadi hasil yang positif, di mana peserta diajak untuk berdamai dengan diri sendiri salah satunya melalui proses kreatif berkomedi.

“Untuk dapat berbicara di depan publik terlebih lagi melakukan stand-up comedy merupakan sesuatu yang menakutkan bagi kebanyakan orang. Namun, malam ini saya sangat bangga kepada seluruh finalis yang telah berani untuk unjuk penampilan serta membawa pesan penting anti perundungan lewat komedi. Mari kita apresiasi keberanian para peserta dan semoga pesan ini dapat terus digaungkan untuk menghentikan perundungan,” ujar Mo Sidik.

Penampilan para finalis dinilai oleh lima juri yang terdiri dari para mentor komika, Zaky dari EDU Foundation, serta perwakilan dari Allianz Indonesia, dan Head of Claims Business Process, GM Budi Gunawan. Lima peserta terbaik dinobatkan pada acara ini yang terdiri dari tiga juara utama dan dua juara favorit berdasarkan polling dari para penonton yang hadir.

Muhammad Raihan Asprila (18 tahun) asal Bogor, terpilih sebagai Juara 1 Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi. Dalam kesempatan ini Muhammad Raihan menuturkan bahwa cara ia melawan bullying adalah “dengan memperlihatkan kemampuan yang tidak dimiliki oleh sang pelaku bully, yaitu lewat prestasi. Jangan hanya fokus kepada kekurangan atau yang tidak kita miliki, lebih baik melakukan aksi misalnya lewat komedi yang juga bisa bikin kita happy.”

Sedangkan Juara 2 diraih Ali Gibran (18 tahun) asal Tangerang Selatan, Juara 3 disabet Adellyne Opat (18 tahun) asal Jakarta, serta Jonathan Yeremia (19 tahun) asal Jakarta dan Muhammad Zulfan (17 tahun) asal Garut sebagai Juara Favorit. Para pemenang ini diharapkan dapat menjadi Duta Anti-Bullying bagi dirinya dan lingkungannya untuk menyebarkan pesan positif dalam melawan bullying. (Albert S)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles